Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
"Jumlah kasus pada PSBB pertama, yang dilaksanakan pada 15-28 April 2020, terjadi peningkatan kasus konfirmasi rata-rata 8-9 orang per hari," ujar dia.
"Sebelum PSBB, rata-rata (pertambahan harian kasus positif Covid-19 di Depok) 6-7 orang per hari," imbuh Idris.
Ia menjelaskan, tren ini terjadi karena rapid test yang cukup gencar dilakukan pada orang-orang dalam pemantauan (ODP) sebagai screening awal sebelum pemeriksaan laboratorium.
Di samping itu, penambahan kasus positif Covid-19 harian juga bersumber dari para pasien dalam pengawasan (PDP) yang hasil tes Covid-19-nya dirilis oleh laboratorium.
Sejauh data harian yang dihimpun Kompas.com, selama PSBB periode pertama berlangsung, tercatat 117 penambahan kasus positif Covid-19 di Depok hingga Selasa (28/4/2020).
Jumlah itu setara 86-87 persen dari jumlah kasus positif Covid-19 yang tercatat sebelum PSBB diberlakukan, yakni 134 kasus di Depok, Selasa (14/4/2020).
Dari penambahan kasus positif itu, terdapat penambahan pasien sembuh sebanyak 20 orang, namun kematian akibat Covid-19 bertambah 3 korban.
Di samping itu, kematian suspect Covid-19 yang tak kunjung dikonfirmasi positif/negatif Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan RI meningkat sebanyak 13 korban.
Selain itu, sudah 87 persen dari seluruh kelurahan di Kota Depok sudah mencatatkan kasus positif Covid-19, menjadikan Kota Depok zona merah persebaran virus SARS-CoV-2.
Seluruh kelurahan juga sudah mencatatkan minimal satu warganya sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)/suspect Covid-19.
PSBB di Kota Depok resmi diperpanjang mulai besok, Rabu (29/4/2020), selama 14 hari hingga Selasa (12/5/2020).
Perpanjangan itu lebih singkat ketimbang usulan Idris yang ingin agar PSBB di Depok diperpanjang sekaligus 28 hari seperti DKI Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/28/18125911/pertambahan-harian-kasus-positif-covid-19-di-depok-lebih-tinggi-pada-masa