Salin Artikel

Novel Baswedan Ragukan Motif Dua Polisi yang Menyerangnya Pakai Air Keras

Motif penyerangan tersebut disebut karena kebencian terhadap Novel yang dianggap telah mengkhianati institusi Polri.

Keraguan itu disampaikan Novel saat menjadi saksi korban dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (30/4/2020).

Novel mengaku baru mengetahui motif kedua terdakwa tersebut dari awak media.

"Jika saya menangani perkara korupsi terkait petinggi Polri yang menggunakan dana Korlantas untuk dipakai pribadi, saya tidak melihat ada korelasi anggota Polri yang marah," kata Novel dipantau dari akun Youtube PN Jakarta Utara, Kamis (30/4/2020).

Salah satu contohnya ketika menangani kasus di berbagai daerah, Novel mendapatkan pujian.

"Saya juga berhubungan dengan anggota saya yang sebelum-sebelumnya dan mereka berkomunikasi dengan baik," ucap Novel.

Novel kemudian berasumsi, jika yang ia lakukan dianggap mengecewakan institusi Polri, maka ia akan mendapat perlakuan serupa dari anggota Polri lainnya.

Namun, hal itu tak terjadi.

"Apabila saya menindak oknum yang berbuat korupsi, maka seharusnya yang akan khawatir anggota Polri berbuat serupa, atau dia yang memiliki jabatan maka dia akan khawatir sehingga membenci saya," ucap Novel.

Menurut Novel, tak mungkin kekhawatiran seperti itu ada di dua polisi yang berpangkat brigadir.

Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Buggi didakwa melakukan penganiayaan berat terencana.

Menurut jaksa penutut umum, mereka merencakan penyiraman air keras kepada Novel dengan motif yang sama.

Motifnya keduanya adalah kebencian terhadap Novel karena dianggap telah mengkhianati institusi Polri.

Novel disiram air keras pada 11 April 2017, setelah menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, tak jauh dari rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat penyerangan tersebut, Novel mengalami luka pada matanya yang menyebabkan gangguan pengelihatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/30/19390221/novel-baswedan-ragukan-motif-dua-polisi-yang-menyerangnya-pakai-air-keras

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke