Kepala UPT Pasar Agung Biher Purba menjelaskan bahwa rapid test menyasar para pedagang sekaligus pengunjung secara acak.
"Targetnya 100 orang," ujar Biher kepada wartawan, Senin.
"Semua yang hadir di sini boleh ikut. Tapi, harapan kami, tentu saja selain pedagang dan pengunjung, petugas kebersihan yang notabene bersama teman-teman ada di pasar juga (rapid test)," lanjut dia.
Jumlah 100 orang yang melakukan rapid test hari ini dianggap masih jauh dari ideal.
Pasalnya, jumlah orang yang ada di Pasar Agung bisa melampaui angka 300 orang per harinya.
"Mungkin tetap kita coba hubungi pihak dinas melalui Kepala Puskesmas Sukmajaya agar kegiatan ini dilanjutkan," Biher berharap.
"Kalau seandainya belum, ya kami sabar menunggu di tengah keterbatasan mereka karena jumlah penduduk Kota Depok saja 2,4 juta," sambung dia.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebutkan, program ini berbeda dengan rencana pihaknya menggelar tes Covid-19 secara massal.
Pemeriksaan hari ini di Pasar Agung menggunakan metode rapid test yang tingkat akurasinya tak sampai 50 persen, sedangkan tes Covid-19 secara massal rencananya menggunakan metode tes swab PCR yang hasilnya jauh lebih presisi.
"Tes swab PCR nanti juga dilakukan, sasaran dan tempatnya sedang dikoordinasikan," kata Dadang kepada wartawan, Senin.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto menjelaskan bahwa tes massal penting dilakukan guna memperoleh data riil kasus Covid-19 di lapangan.
Berbekal data riil soal tingginya kasus Covid-19 yang selama ini tak terdeteksi, pemerintah bisa menempuh kebijakan yang lebih efektif untuk menangani pandemi, sehingga pemerintah maupun publik tak perlu alergi jika kasus melonjak akibat tes massal.
Khusus Kota Depok, di atas kertas, bisa saja terdapat 100.000 orang positif Covid-19 dari total 2,4 jutaan penduduk Depok saat ini, lanjut Alif.
Perhitungan ini hanya perhitungan kasar, merujuk pada angka infection rate Covid-19 di seluruh dunia sekitar 4 persen dari total populasi.
"Ini hitungan secara umum. Artinya kalau mau frontal, ayo," desak Alif.
"Idealnya, kalau mau uji swab serentak, 10 persen dari total penduduk Depok, artinya 240.000 orang dites massal. Kita dapat angka di situ, kemudian kita lacak klasternya untuk diisolasi sehingga akan aman," tambah dia.
Sebagai informasi, data terbaru per Minggu (10/5/2020), Kota Depok telah mencatat 355 warganya positif Covid-19.
Sebanyak 57 di antaranya sembuh, 21 lainnya meninggal dunia.
Selain itu, 60 pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia dan belum kunjung diungkap positif atau negatif Covid-19 sejak 18 Maret 2020.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/11/14151131/100-pedagang-dan-pengunjung-di-pasar-agung-depok-jalani-rapid-test