Salin Artikel

Khawatir Nasib Tenaga Medis, Wali Kota Depok Tak Ingin Gegabah Longgarkan PSBB

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku tak ingin gegabah menyampaikan perkiraan kapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan berakhir.

Sebab, nasib para tenaga medis dipertaruhkan jika pelonggaran PSBB dibuat tanpa perhitungan cermat.

"Kalau pencegahan kita lengah, kasihan garda yang terdepan itu (tenaga medis). Kasihan nanti ada lagi pasien-pasien baru, enggak selesai-selesai," ujar Idris kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).

Ia khawatir dengan nasib para tenaga medis sebagai garda terdepan penanggulangan Covid-19 seandainya jumlah pasien Covid-19 kembali melonjak gara-gara PSBB dilonggarkan.

Apalagi, di sejumlah negara ada kecenderungan kasus Covid-19 kembali naik ketika pemerintahnya memuturkan melonggarkan karantina wilayah.

Oleh karena itu, dia beranggapan keputusan untuk melonggarkan PSBB tidak bisa dilakukan berdasarkan perkiraan semata.

"(Kalau ditanya) prediksi, kami harap-harap cemas. Susah," kata dia.

"Susah. Saya bukan pakar sejarah Covid-19 atau pakar kesehatan. Kita hadapi saja, kita selesaikan," tambah dia.

Sebelumnya, epidemiolog Iqbal Elyazar juga meminta pemerintah berhati-hati jika ingin melonggarkan PSBB.

Kurva epidemiologis di tiap daerah harus menjadi acuan global jika pemerintah ingin memprediksi puncak wabah sebagai bahan pengambilan kebijakan.

Namun, kurva tersebut hingga kini belum dimiliki oleh pemerintah pusat.

“Teman-teman di bidang pemodelan sangat perlu informasi ini untuk menghitung dan memperkirakan puncak pandemi, jumlah kematian, jumlah kebutuhan ventilator, hingga jumlah tempat tidur (rumah sakit), dan dokter,” ungkap Iqbal dalam seminar virtual, Selasa (13/5/2020).

Di tempat lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengaku tak setuju dengan pernyataan pemerintah pusat bahwa Indonesia telah melewati fase kritis Covid-19.

Butuh beberapa pekan mendatang, lanjut dia, untuk menyimpulkan apakah tren penularan kasus sudah melandai atau masih terus menanjak.

Sebagai informasi, PSBB Depok kembali diperpanjang memasuki tahap ketiga sejak Rabu (13/5/2020) hingga Selasa (26/5/2020).

Sebulan PSBB terbukti belum sanggup meredakan laju penularan Covid-19.

Data terbaru per Rabu (13/5/2020), Depok telah mencatat total 365 pasien positif Covid-19, 66 di antaranya dinyatakan sembuh dan 21 lainnya meninggal dunia.

Angka kematian tersebut belum menghitung jumlah kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah mencapai 65 korban sejak medio Maret 2020.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/14/16354831/khawatir-nasib-tenaga-medis-wali-kota-depok-tak-ingin-gegabah-longgarkan

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke