Salin Artikel

Pemkot Tangerang Datangkan Dua Alat Tes Deteksi Covid-19

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang mendatangkan dua alat tes Covid-19 di masa perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Tangerang Raya.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, dua alat yang didatangkan tersebut adalah alat tes cepat molekular (TCM) dan alat tes PCR atau polymerase chain reaction.

"Untuk TCM hasilnya bisa lebih cepat dibandingkan PCR," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/6/2020).

Arief menjelaskan, meskipun alatnya sudah tersedia, saat ini alat tes PCR tidak bisa dimaksimalkan karena reagen atau cairan kimia untuk tes PCR yang dimiliki sangat terbatas.

"Untuk sekarang kami cuma memiliki 311 reagen, yang diprioritaskan untuk pasien yang saat ini berstatus positif," kata dia.

Arief mengatakan, data terakhir perkembangan kasus Covid-19 di Kota Tangerang sebanyak 133 pasien dinyatakan masih dirawat.

Untuk itu, kata Arief, reagen yang tersedia akan diprioritaskan untuk mereka yang saat ini dalam perawatan untuk dilakukan tes PCR.

Arief mengatakan sudah menganggarkan sebanyak 1.000 pengadaan reagen yang nantinya akan digunakan untuk alat PCR dan TCM tersebut.

"Tapi karena jumlahnya terbatas mungkin aka diprioritaskan untuk warga Kota Tangerang (saja)," ujar Arief.

Namun, kata Arief, tidak menutup kemungkinan apabila jumlah reagen bisa ditingkatkan maka akan diberikan keluasan untuk masyarakat yang bukan dari Kota Tangerang saja.

Sebelumnya Arief juga mengeluhkan perihal lambatnya hasil tes PCR dari pemerintah pusat sehingga pengendalian Covid-19 di Kota Tangerang terkesan lambat.

Dia sempat mengadukan lambatnya hasil tes tersebut ke Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi agar diberikan alat tes PCR sendiri.

"Saya minta pak Muhadjir, coba kalau di daerah yang ada kasus lebih dari 25 atau 30 seperti di Tangerang kasusnya banyak, tolong diberikan alat karena kami kesulitan (mendata kasus baru)," kata dia, Rabu (27/5/2020).

Pasalnya, kata Arief, hasil tes pasien baru bisa diketahui paling cepat sembilan hari setelah dilakukan tes swab dan dikirim ke pemerintah pusat.

Kemungkinan besar pasien yang tidak mendapatkan informasi status secara cepat bisa melakukan riwayat kontak dengan orang lain.

"Dia akan ke mana-mana dan bisa menularkan yang lain, itu jadi masalah," kata Arief.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/03/18242101/pemkot-tangerang-datangkan-dua-alat-tes-deteksi-covid-19

Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke