Salin Artikel

Dinkes Bantah Temuan di TPA Sumur Batu adalah Limbah Medis

Tantri mengungkapkan, limbah yang ditemukan di TPA Sumur Batu merupakan limbah domestik.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.

“Akan tetapi dari hasil telusur yang dilakukan oleh Lingkungan Hidup intinya adalah bahwa yang dibuang diduga limbah medis itu adalah limbah domestik,” ucap Tantri saat dikonfirmasi, Rabu (8/7/2020).

Tantri mengatakan, pihaknya yakin bahwa limbah tersebut merupakan limbah domestik lantaran dugaan limbah medis yang ditemukan bukan berasal dari karung khusus sampah medis.

Limbah medis yang ditemukan di TPA Sumur Batu ada di karung warna hitam. Karung hitam biasanya dipakai rumah sakit, Puskesmas, klinik untuk membuang limbah domestik.

Sementara sampah khusus alat medis, biasanya diletakkan di karung warna kuning.

Sedangkan alat medis yang ditemukan itu juga sudah tercampur dengan limbah domestik lainnya. Rata-rata yang ditemukan di TPA Sumur Batu tersebut juga sampah masker.

“Kenapa kami dan LH katakan bahwa ini masuk kepada kelompok limbah domestik? Karena pembuangannya di situ dengan menggunakan karung biasa berbagai macam.”

“Kemudian karena ada masker, namun resep bisa di mana saja bahkan di rumah tangga. Kemudian kalau untuk masker kita tahu sekarang sudah bukan lagi menjadi limbah medis tetapi ini sudah menjadi limbah domestik. Kita semua bisa pakai, apalagi pandemi gini tahu sendri, tidak harus orang kesehatan,” ucap Tantri.

Meski demikian, Tantri mengatakan, pihak Dinkes akan terus membina rumah sakit, klinik, dan Puskesmas bahkan di Kota Bekasi agar bisa mengolah dan memilah limbah antara domestik dengan medis dengan benar.

Ia juga mengatakan, pihaknya akan mengawasi seluruh pihak ketiga yang bekerja sama dengan klinik, Puskesmas, dan rumah sakit untuk membuang limbah medisnya.

“Makanya kami kan mengimbau kepada semua, bahwa membuang masker tidak boleh sembarangan khususnya yang dideteksi konfirmasi. Itu tidak boleh sembarangan sebaiknya memang dimusnahkan untuk antisipasi,” tutur dia.

Sebelumnya, limbah medis bekas penanganan pasien terkait Covid-19 ditemukan dibuang di tempat pembuangan akhir ( TPA) Sumurbatu, Kota Bekasi, dan TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Temuan tersebut berdasarkan observasi dan investigasi mulai tanggal 1 hingga 23 Juni 2020 oleh Koalisi Persampahan Nasional.

Ketua Koalisi Persampahan Nasional (Kpnas) Bagong Suyoto mengatakan, limbah medis yang ditemukan jumlahnya cukup banyak yakni, masker, sarung tangan, dan tisu.

“Limbah medis tersebut sudah dicampur dengan plastik, kertas, karung, busa, ranting dan daun, kayu. Fakta itu diduga kuat limbah medis berasal dari rumah sakit, klinik kesehatan maupun Puskesmas,” kata Suyoto melalui pesan tertulis, Selasa (30/6/2020

Lalu belakangan Pemkot Bekasi menduga limbah medis tersebut berasal dari pihak ketiga yang bekerja sama dengan rumah sakit, Puskesmas, dan klinik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/08/19553171/dinkes-bantah-temuan-di-tpa-sumur-batu-adalah-limbah-medis

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke