BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi telah mengizinkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara tatap muka mulai Senin (13/7/2020) hari ini.
Namun, dalam hal ini Pemkot Bekasi hanya mengizinkan KBM tatap muka berlangsung bagi sekolah yang menjadi role model atau percontohan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Di Bekasi, ada empat sekolah yang menjadi role model protokol pencegahan Covid-19, yaitu sekolah Victory Plus, Al-Azhar, SD Jakasampurna 6 dan SMPN 2 Bekasi.
Namun, sekolah yang menjadi role model tersebut nyatanya belum menggelar aktivitas tatap muka. Seperti SMPN 2 Bekasi, misalnya.
Hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tidak terlihat siswa-siswi berada di lingkungan SMPN 2 Bekasi. Hanya tampak guru-guru yang hadir di sekolah tersebut.
Namun, sejumlah orangtua siswa tetap terlihat di lokasi. Mereka berkeperluan untuk mendaftarkan ulang anaknya.
Kepala Sekolah SMPN 2 Bekasi Syamsu mengatakan, meski telah diizinkan melakukan KBM tatap muka, pihak sekolah masih mengikuti Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri.
“Iya hari ini di SMPN 2 belum ada proses belajar tatap muka, yang ada sama masih daring (dalam jaringan). Itu sesuai SKB Empat menteri ada itukan sekarang yang baru mulai itu SMA/SMK saja, kalau SMP next setelah dievaluasi,” ujar Syamsu di SMPN 2 Bekasi, Senin (13/7/2020).
Syamsu mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam proses persiapan protokol pencegahan Covid-19 untuk kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Sebab untuk diizinkan kembali lakukan proses belajar mengajar, pihak sekolah harus menyiapkan proposal bukti telah melakukan protokol pencegahan Covid-19. Namun, hingga kini SMPN 2 belum mengajukan proposal pencegahan Covid-19.
Salah satu persyaratan pembuatan proposal, pihak sekolah harus membuat jejak pendapat orangtua yang mengizinkan atau tidak mengizinkan anaknya ikut belajar tatap muka.
“Dari jajak pendapat sementara ada tiga kelompok orangtua, ada yang mengizinkan 61 persen. Jadi ada yang tidak mengizinkan ada yang setuju,” kata Syamsu.
Ia mengatakan, tak masalah jika ada orangtua yang tidak berkenan anaknya ikut belajar tatap muka di masa pandemi ini.
Sebab ia telah menyiapkan tiga mode belajar, yakni mode daring (dalam jaringan), mode luar jaringan (luring) atau tatap muka, dan mode kombinasi antara luring dan daring.
“Guru tadi briefing untuk menyamakan persepsi (tentang mode pembelajaran) walaupun udah siap dan memberikan informasi pembelajaran ke anak-anak,” tutur dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/13/11182931/kegiatan-tatap-muka-diizinkan-smpn-2-bekasi-tetap-belajar-daring-karena