Salin Artikel

Kisah Sili, Tukang Sampah yang Kewalahan Sediakan Ponsel untuk Anaknya Belajar

JAKARTA, KOMPAS.com - Sili (42) berulang kali mengeluh bingung menghadapi situasi pandemi Covid-19. Ayah dari tiga orang anak ini kewalahan untuk menyediakan fasilitas belajar anaknya.

Anaknya menangis meminta ponsel untuk mendukung belajar jarak jauh. Anak sulungnya, Putri Ananda (12), juga sering kali berebut ponsel dengan adiknya Febi Napisah (7) untuk belajar.

Putri merupakan siswa kelas VII di SMP 118 Jakarta, sedangkan Febi adalah siswa kelas 2 SDN 05 Rawamangun.

"Habis bingung nih. Anak saya enggak punya handphone. Handphone saya yang dipakai. Bingung kan karena sekolah haru pakai HP buat kirim tugas ke sekolah," ujar Sili saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/7/2020) pagi.

Sili berbincang dengan Kompas.com di tengah waktunya bekerja mengumpulkan sampah. Ia bertugas mengumpulkan sampah di sebuah wilayah di Kelurahan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta.

Dia bekerja sebagai tukang sampah non-PPSU di RT 14 RW 02, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung.

Saat itu, Sili kebetulan sedang mengambil sampah di rumah Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (Wasekjen FSGI) Satriwan Salim. Sili menggunakan ponsel milik Satriwan untuk berbincang dengan Kompas.com.

Hari ini, Sili tak membawa ponsel. Ponselnya digunakan anaknya belajar di rumah.

Padahal, dalam pekerjaannya ia juga membutuhkan ponsel untuk berkoordinasi terkait pengangkutan sampah.

Bila ponsel sedang digunakan anaknya, Sili terpaksa tak bisa berkoordinasi terkait pekerjaannya.

"Kita sedih juga, biarlah saya ngalah serahin handphone ke anak. Jadi kita enggak pegang handphone. Kadang teman hubungin nanya masalah truk sampah buat angkat sampah kita," ujar laki-laki dengan nama lahir Mansur.

Ponsel yang digunakan juga merupakan sebuah keberuntungan. Ia menemukan ponsel di tempat sampah dan direparasi agar bisa digunakan.

"Itu HP nemu di tempat sampah. Saya dandanin. Kalau di sampah itu, kadang ada apa saja (ditemukan)," ujarnya.

Sili sudah bekerja sebagai tukang sampah sejak ia masih lajang, lebih dari 20 tahun lalu.

Penghasilannya dari bekerja sebagai tukang sampah sekitar Rp 900.000 per bulan.

Uang tersebut harus ia gunakan untuk membayar uang kontrakan rumah sebesar Rp 1,2 juta per bulan, makan selama sebulan, utang, dan tentu biaya kuota internet untuk anaknya belajar.

"Tiap hari duit dari mana kalau enggak ngutang. Kalau ambil sampah enggak tentu dapet duit. Kadang-kadang kosong sampahnya. Kalau sampah, warga kadang ada yang kasih uang, kadang enggak," kata Sili.

Ia pun berharap kedua anaknya bisa memiliki ponsel untuk belajar. Selain itu, ia juga berharap juga bisa menyediakan paket data di ponsel.

"Ini jujur saja. Ini keadaan saya tak saya tutup-tutupi," ungkap Sili.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/28/14043321/kisah-sili-tukang-sampah-yang-kewalahan-sediakan-ponsel-untuk-anaknya

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke