Salin Artikel

Cerita Penyintas Covid-19: Jangan Kucilkan Pasien Covid-19, Kita Juga Ingin Sembuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta semakin bertambah walaupun Pemprov DKI masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi serta gencar mengampanyekan protokol kesehatan.

Hingga Selasa (11/8/2020), jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 26.664 orang.

Covid-19 memang bisa menginfeksi siapa saja, tanpa memandang status dan jabatan seseorang, atau kesiapan mental seseorang untuk menghadapinya.

Setidaknya itulah yang dirasakan seorang karyawan perusahaan di Jakarta, saat dia dinyatakan positif Covid-19. Kita panggil saja dia dengan inisial SI (bukan inisial sebenarnya).

Positif Covid-19, tapi tidak merasakan gejala

Saat berbincang melalui sambungan telepon dengan Kompas.com pada Selasa (12/8/2020) kemarin, SI bercerita bahwa dia tak pernah menduga akan dinyatakan positif Covid-19. Pasalnya, dia tidak pernah merasakan gejala apapun, seperti pasien Covid-19 umumnya.

SI baru mengetahui dirinya tergolong OTG alias orang tanpa gejala, sehingga tak heran jika tak merasakan gejala apapun. SI juga tak bisa melacak kapan dan di mana dia terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Pasalnya, kantor SI masih mewajibkan karyawannya bekerja di kantor dengan menerapkan pembatasan jumlah karyawan. SI menjalani pemeriksaan swab pada Selasa (3/8/2020) setelah salah satu rekannya dinyatakan positif Covid-19.

Awalnya, SI berpikir hasil pemeriksaan swab bakal menunjukkan negatif Covid-19 karena dia tak pernah merasakan gejala apapun dan hanya bertegur sapa dengan rekannya yang positif Covid-19.

Oleh karena itu, dia mengaku kaget saat manajemen perusahaan menginformasikan bahwa dirinya positif Covid-19. Saat menerima kabar itu, dia terdiam beberapa saat dan tak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

"Saat gue tahu positif Covid-19, gue cuma bisa bengong dan enggak tahu harus ngapain. Gue cuma berpikir 'Covid-19 itu benar-benar ada ya dan sekarang giliran gue yang kena'," ucap SI.

"Gue juga takut kalau gue sudah menularkan virus (corona tipe 2) ke mana aja nih, kan gue juga tinggal di kos di Jakarta, bukan rumah sendiri," lanjutnya.

SI langsung menginformasikan teman-temannya yang sempat kontak langsung dengannya dalam kurun waktu dua pekan sebelum hasil swab keluar. Dia juga menyampaikan hasil swab kepada pemilik indekos dan teman-teman kosnya.

Manajemen kantor pun meminta SI memilih isolasi mandiri di rumah atau lokasi isolasi yang disiapkan Pemprov DKI.

Dia lantas memilih karantina mandiri di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, karena tidak ingin menularkan Covid-19 ke penghuni kos lainnya.

"Gue lebih baik isolasi di Wisma Atlet karena gue enggak mau egois. Gue kan OTG, jadi gue enggak bisa menjamin gue enggak menularkan virus ke ibu kos dan teman-teman kos lainnya," kata SI.

Penyintas Covid-19 butuh dukungan, bukan dikucilkan

Bermodal nekat dan ikhlas, SI langsung dirujuk untuk menjalani karantina mandiri di Wisma Atlet. Dia ditempatkan di sebuah kamar seorang diri.

Saat itulah, SI merasa semangatnya untuk sembuh kendor. Dia tak membayangkan bahwa dia harus dikarantina di tempat asing, seorang diri.

"Walaupun gue juga tinggal sendiri di kos, tapi vibe (atmosfernya) beda banget. Gue langsung merasa sedih aja, enggak bersemangat, padahal kunci untuk sembuh dari Covid-19 adalah sistem imun yang tinggi. Salah satu cara agar imun tetap tinggi ya harus semangat," ucap SI.

SI akhirnya menyadari hal yang dibutuhkan penyintas Covid-19 adalah dukungan dari orang-orang di sekitarnya, bukan diasingkan atau dikucilkan.

"Kita enggak pernah mau terinfeksi Covid-19, ya siapa juga yang mau (terinfeksi Covid-19). Jadi, tolong jangan kucilkan kita para pasien Covid-19, kita juga ingin sembuh, kita hanya butuh semangat dan dukungan kalian," SI melanjutkan.

Terakhir, dia juga mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sebab, setiap individu tak pernah tahu di mana lokasi penyebaran virus.

"Kita enggak pernah tahu virusnya sudah sampai mana, siapa yang menularkan virus ke kita. Jadi, tolonglah kalau enggak penting banget, lebih baik beraktivitas di rumah saja. Kalaupun harus keluar rumah, tolong pakai masker. Jangan berkerumun juga," ucap SI.

"Kalian sih merasa aman, tapi kalian enggak pernah tahu kalau kalian membawa virus dan menularkan ke orang lain. Ayo, kita saling menjaga dan membantu agar virusnya enggak terus menyebar," tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/12/08103271/cerita-penyintas-covid-19-jangan-kucilkan-pasien-covid-19-kita-juga-ingin

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke