Salin Artikel

Soal Pabrik Jadi Klaster Covid-19, Pemkab Bekasi Sebut Penularan Terjadi di Luar Tempat Kerja

Bahkan, dalam catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi terakhir diketahui ada 300 karyawan yang bekerja di pabrik telah terpapar Covid-19 sejak dua pekan belakangan ini.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi Suhup memastikan bahwa pabrik-pabrik di wilayahnya rata-rata sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Mulai dari penggunaan masker, hand sanitizer, pengaturan sif kerja, hingga menjaga jarak fisik.

“Mereka sangat ketat gitu lho di tempat dia bekerja, di tempat dia makan, di tempat dia shalat, ketat lah, saya lihat,” ujar Suhup saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).

Menurut Suhup, munculnya klaster baru di kawasan pabrik bisa jadi berasal dari karyawan yang tinggal di luar Kabupaten Bekasi. Di satu sisi perusahaan tak bisa mengawasi aktivitas seluruh karyawannya selama 24 jam.

“Buruh-buruh yang ada di Kabupaten Bekasi bukan hanya orang dari Kabupaten Bekasi, tetapi ada yang dari Jakarta, dari Kota Bekasi, dari Depok, dari Tangerang, dari Karawang,” kata Suhup.

“Memang mungkin ketat (protokol kesehatan) itu, kan di perusahaan. Tetapi, dia (karyawan/buruh) kan tidak selamanya di perusahaan, gitu lho," imbuhnya.

Masih kata Suhup, para buruh ataupun karyawan pulang ke tempat tinggal masing-masing pada pukul 15.00 WIB atau setelah 8 jam bekerja di pabrik.

"Mungkin di rumahnya (tertular), mungkin pada saat dia beraktivitas. Itu yang tidak bisa kita pantau terus menerus karena tidak ada perusahaan yang bisa memantau karyawaan 24 jam,” kata dia.

Dia juga mengaku tak bisa mengawasi langsung seluruh perusahaan di Kabupaten Bekasi, apakah taat menerapkan protokol kesehatan.

Sebab, ada sekitar 7.026 perusahaan dan 1,6 juta karyawan di Kabupaten Bekasi. Sementara, personel untuk mengawasi perusahaan-perusahaan itu kurang.

“Kalau dari pengawan ya tetap jalan. Kita udah monitoring ke kawan-kawan, kita juga udah uji petik ke perusahaan. Tetapi kan perusahaan kita banyak 7.000 mbak se Kabupaten, jadi tidak mungkin kita satu hari bisa mengawasi satu satu,” kata dia.

Dengan munculnya klaster baru Covid-19 di Kabupaten Bekasi belakangan ini, Suhup menyampaikan bahwa pihaknya akan membentuk tim yang berisikan sejumlah stake holder agar lebih ketat mengawasi perusahaan-perusahaan di wilayahnya.

Ia juga minta perusahaan untuk rutin periksa kesehatan karyawannya demi mencegah penularan virus berbahaya.

“Ini akan jadi evaluasi, kita akan membentuk tim mengawasi keadaan perusahaan perusahan gitu. Kami sudah buat peraturan Bupati yang mengharuskan perusahaan melakukan swab kepada karyawan atau buruhnya sebanyak 10 persen secara acak,” tutur dia.

Adapun pada Rabu (26/8/2020) lalu Pemkab Bekasi mengumumkan 242 karyawan LG Electronics terpapar Covid-19.

Kemudian, pertengahan Agustus juga ditemukan 71 karyawan pembuatan motor Suzuki di Tambun I Kabupaten Bekasi terpapar Covid-19.

Kemudian, salah satu pabrik dari unit usaha Unilever Indonesia di kawasan industri di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat juga sempat ditutup.

Hal tersebut berdampak dari salah satu karyawan perusahaan Unilever yang dilaporkan positif Covid-19.

Pemkab Kabupaten telah lakukan pelacakan dan penulusuran ke karyawan hingga keluarga karyawan. Hasilnya, ditemukan 21 karyawan dan 15 keluarga karyawan positif Covid-19.

Lalu, salah satu gedung di perusahaan Hitachi, di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi sempat tutup sementara.

Kebijakan tersebut dampak ditemukannya satu karyawan di perusahaan tersebut terpapar Covid-19 pada Rabu (8/7/2020) lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/28/18412031/soal-pabrik-jadi-klaster-covid-19-pemkab-bekasi-sebut-penularan-terjadi

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke