Salin Artikel

Pesan Pamit Saefullah kepada Anies dan Ancaman Nyata Covid-19...

JAKARTA, KOMPAS.com - "Pak Gub, saya mohon izin pamit karena kurang enak badan," begitu bunyi pesan yang dikirimkan almarhum Sekretaris Daerah DKI Saefullah kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pesan itu dikirimkan Saefullah pada Senin (7/9/2020) lalu, saat sidang paripurna di Gedung DPRD DKI.

Menurut Anies hal itu tak biasa. Pasalnya Saefullah dia kenal sebagai birokrat yang tidak pernah izin pulang lebih awal saat menghadiri rapat karena alasan sakit.

"Dalam pengalaman saya bekerja bersama Bapak Sekda, tidak pernah beliau izin pamit karena sakit," kata Anies.

Dia mengirim pesan itu kepada Anies dan menginformasikan bahwa dirinya harus meninggalkan sidang paripurna karena sakit.

Beberapa hari kemudian, Saefullah dinyatakan positif Covid-19. Kondisi kesehatannya juga terus menurun hingga harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Saefullah dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (16/9/2020) siang kemarin. Dia wafat pukul 12.55 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

Penyebab meninggal

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan, penyebab meninggalnya Saefullah karena shock sepsis irreversible dengan ARDS (Sindrom distres pernapasan akut) dan terkonfirmasi Covid-19.

"Siang ini, Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang. Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible pada ARDS, yaitu infeksi berat pada jaringan paru dan seluruh sistem tubuh akibat infeksi Covid-19," ucap Widya dalam keterangannya.

Gangguan tersebut membuat Saefullah gagal bernapas sehingga oksigen di dalam tubuh pun tidak memadai.

"Menyebabkan gagal bernapas yang tidak dapat diperbaiki dan tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai," kata dia.

Putra terbaik Jakarta

Anies menyampaikan rasa bangganya pernah bekerja bersama Saefullah. Jajaran Pemprov DKI pun memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut bahwa Saefullah merupakan putra terbaik Jakarta.

"Selamat jalan putra terbaik Jakarta. Selamat kembali ke Rahmatullah. Kami percaya tempatmu terhormat, tempatmu mulia, tempatmu tertinggi," kata Anies.

Bukan tanpa alasan, sebagai Sekda, Saefullah mendampingi empat gubernur dari Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saeful Hidayat, hingga Anies Baswedan.

"Dan Insya Allah kota ini akan terus mengirimkan pahala tanpa henti padamu atas seluruh amal jariyahmu di kota ini," lanjut Anies.

Pejuang tangguh Covid-19

Sebagai salah satu pejabat di DKI, Saefullah juga menjadi orang yang bekerja keras untuk memerangi wabah Covid-19.

Anies menyebutkan, selama enam bulan Jakarta terpapar Covid-19, Saefullah mengorbankan tenaganya agar DKI bisa menekan angka pasien yang terpapar.

"Selama 6 bulan lebih kita bergumul berhadapan dengan Covid-19 dan Pak Sekda adalah salah satu yang setiap hari setiap waktu bekerja siang malam bersama kita semua untuk memerangi wabah ini untuk melindungi keselamatan warga Jakarta," ucap Anies.

Ia mengaku tak pernah membayangkan Saefullah adalah salah satu yang justru terpapar.

"Tanpa kita pernah menduga, tanpa pernah kita membayangkan terpapar dan kemudian Yang Maha Kuasa memanggilnya pulang," kata dia.

Ancaman Covid-19 nyata adanya

Meninggalnya Saefullah merupakan bentuk nyata sadisnya Covid-19 yang merebut nyawa manusia.

Kepergian Saefullah juga sebagai peringatan tentang kondisi Covid-19 di Ibu Kota yang semakin mengkhawatirkan.

"Saya berharap kepada seluruh warga DKI Jakarta jadikan ini (kepergian Saefullah) sebagai pelajaran, kondisinya memang mengkhawatirkan, dalam artian yang sesungguhnya. Saya selalu menggarisbawahi pesan dari kami tidak pernah ditambahi, tidak pernah dikurangi, saya sampaikan apa adanya," kata Anies.

Oleh karena itu, Anies kembali mengingatkan warga pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

Anies juga mengimbau warga untuk tetap berkegiatan di rumah untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

"Covid-19 ini nyata dan risikonya besar. Ini (kepergian Sekda DKI) adalah contoh nyata dari risiko terburuk apabila terpapar Covid-19. Saya mengajak semua tertib pakai masker, tertib jaga jarak, tertib cuci tangan rutin, tinggallah di rumah kecuali perlu. Jangan bepergian kecuali urgent, kerjakan sebisa mungkin dari rumah," ungkapnya.

Jenazah Saefullah pun dilepas oleh Anies, Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan seluruh jajaran Pemprov DKI dengan penghormatan terakhir kepada jenazah yang diletakkan di dalam peti dan dimasukkan dalam ambulans.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/17/09024061/pesan-pamit-saefullah-kepada-anies-dan-ancaman-nyata-covid-19

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke