Salin Artikel

Halte Bus Taman Melawai Rusak Tertimpa Pohon, Perbaikan Makan Waktu 3 Hari

JAKARTA, KOMPAS.com - Halte bus Taman Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang pada Minggu (8/11/2020), hingga kini masih belum diperbaiki.

Atap halte masih ringsek dan pelang halte masih jatuh melintang di trotoar.

Pantauan Kompas.com, Senin (9/11/2020) sore, gelondongan batang pohon dan ranting yang telah dipotong masih tergeletak di trotoar jalan.

Pejalan kaki tak bisa melewati sisi trotoar di dekat Halte Bus Taman Melawai.

Camat Kebayoran Baru Tomy Fudihartono mengatakan, penanganan halte bus Taman Melawai yang rusak ditangani oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan.

Dua truk milik Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan masih terlihat hingga pukul 16.30 WIB. Salah satu anggota Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan saat ditemui di lokasi mengatakan bahwa bagian tiang listrik dan pepohonan yang tumbang sudah dipotong.

Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan, Heru Suwondo mengatakan, perbaikan halte bus Taman Melawai akan dimulai pada Selasa (10/11/2020). Perbaikan halte bus dimulai dari pemotongan batang-batang pohon dan merapikan kabel yang tertimpa.

"Kami cek dulu kerusakannya, tentunya halte tersebut menggunakan material baja. Jadi kami pakai mesin las perbaikannya. Mudah-mudahan tiga hari sudah selesai," ujar Heru saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) malam.

Sebelumnya, halte bus Taman Melawai tertimpa pohon pada Minggu (8/11/2020) sekitar pukul 13.00 WIB.

Pohon tumbang lantaran hujan deras dan angin kencang.

“Itu kejadian sehabis Zuhur sekitar jam 13.00 WIB. Memang kemarin hujan deras dan angin kencang,” kata Tomy saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) sore.

Pohon roboh menimpa atap halte bus Melawai. Atap halte penyok akibat tertimpa ranting pohon.

Ranting pohon juga menimpa kabel di dekat halte bus.

“Akibat pohon tumbang tak ada korban jiwa,” ujar Tomy.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/09/21295351/halte-bus-taman-melawai-rusak-tertimpa-pohon-perbaikan-makan-waktu-3-hari

Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke