Salin Artikel

Ikan Cupang, Si Primadona di Masa Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membatasi aktivitas dan ruang gerak masyarakat Indonesia.

Mobilitas pun menurun karena diwajibkan untuk tinggal di rumah saja.

Alhasil, mulai muncul berbagai tren hobi baru. Salah satunya adalah tren memelihara ikan cupang.

“Kalau dilihat di pandemi ini, cupang itu merupakan hiburan. Hiburan yang enak, tapi juga bisa menghasilkan (pendapatan),” ujar Asep Syariffudin, seorang penjual sekaligus pembudi daya ikan cupang hias.

Kepada Kompas.com, Asep mejelaskan bahwa peminat ikan cupang kini semakin beragam.

Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dari berbagai latar belakang usia dan pekerjaan ikut dalam tren memelihara ikan cupang di masa pandemi ini.

“Anak, remaja, dewasa, bos-bos, selebriti, semua sekarang suka cupang,” tambah Asep.

Ikan cupang dianggap dapat menjadi hiburan di kala harus tinggal di rumah. Hal ini disebabkan keindahan ikan cupang yang sedap dipandang mata.

Sehingga, ikan cupang mampu menjadi penangkal rasa bosan karena tak beraktivitas seperti biasanya.

“Variasi warna yang menjadi salah satu daya tarik. Ini hiburan yang jadi kegiatan yang menghibur, ya cupang,” tambah Asep.

Harga melambung di tengah pandemi

Minat yang tinggi tentu berpengaruh pada tingkat penjualan ikan cupang di Tanah Air.

Sebelum pandemi, salah seorang penjual dan pembudi daya ikan cupang lainnya, Dani, mengaku penjualan ikan cupang relatif stabil.

“2-3 bulan sebelum pandemi, itu ikan biasa aja. Jalannya stabil, tapi enggak begitu ngagetinlah permintaannya,” ujar Dani.

Namun, memasuki bulan ke-3 pandemi Covid-19 di Indonesia, mulai terlihat peningkatan permintaan ikan cupang dari masyarakat.

“Di masa pandemi sekitar tiga bulan, ini sudah mulai keliatan pergerakannya. Masuk di bulan ketiga pandemi, itu makin enggak bisa dibendung pergerakannya. Otomatis permintaan naik, stok dikit, dia harga melambung,” tambah Dani.

Tak heran, harga penjualan ikan cupang melesat tinggi.

“Di tempat saya, dulu biasanya saya jual paling mahal katakanlah Rp 250.000. Itu sekarang yang segitu bisa mencapai Rp 4 juta - Rp 5 juta. Pergerakan sampai segitu,” jelas Dani.

Seorang penjual dan pembudidaya cupang lainnya, Dapot, mengaku bahwa omzetnya ketika pandemi meningkat hingga 1000 persen.

“Dulu itu misal ya, kami sebulan Rp 5 juta, sekarang ya bisa dibilang naik 1000 persen,” ujarnya.

Jadi pilihan bisnis baru

Melihat naiknya pamor ikan cupang, tak sedikit yang mulai mencoba peruntungan bisnis ini.

Terutama, karena pandemi Covid-19 juga berdampak bagi keadaan finansial masyarakat.

“Yang beli itu diawali dengan bukan orang yang seneng dulu, tapi dengan orang yang berhenti kerja, pengin cari usaha, usaha yang sekaligus jadi hobi dan usaha, masuk mereka ke situ,” jelas Dani.

“Ada itu yang guru, terus ya pandemi ini, coba langsung jualan cupang. Sukses. Ada juga karyawan-karyawan itu pada nyobain jualan cupang, pada seneng, karena pendapatannya juga besar,” ujarnya.

Dani menjelaskan bahwa bisnis ikan cupang menjadi lebih mudah, karena kini dipasarkan melalui dunia digital sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat dijangkau.

“Mereka mampu ngangkat harga cupang, karena munculnya itu juga lewat online. Banyak yang jualan online. Sebelum pandemi, udah lewat online, tapi biasa-biasa aja pergerakannya,” tambahnya.

Melalui berbagai platform, para pedagang ikan cupang memperluas jangkauan konsumennya.

“Motor penggerak itu dunia online, Instagram, Facebook, dan itu dikelola oleh orang-orang muda. Itu yang bikin booming,” jelasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/10/10184021/ikan-cupang-si-primadona-di-masa-pandemi

Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke