Salin Artikel

Dituding Bagi-bagi Duit Jelang Pilkada Depok, Kubu Idris-Imam: Silakan Saja Lapor!

Tudingan itu dialamatkan oleh kubu lawan, pasangan kandidat nomor urut 1 Pilkada Depok Pradi Supriatna-Afifah Alia, yang mengeklaim menemukan dugaan bagi-bagi uang beserta ajakan mencoblos Idris-Imam di Kelurahan Pasir Putih, Sawangan.

"Yang jelas, memang kami tidak pernah melaksanakan money politics karena kami mengedepankan pilkada damai, pilkada yang penuh dengan demokrasi, mengedepankan politik gagasan," ungkap Ketua Tim Pemenangan Idris-Imam, Hafid Nasir, kepada Kompas.com, Senin (14/12/2020).

"Jadi untuk money politics tidak ada dalam kerangka kerja kami," lanjut dia.

Hafid pun mempersilakan tim Pradi-Afifah memprosesnya secara hukum sesuai prosedur yang berlaku, yakni melaporkannya ke Bawaslu Kota Depok.

"Kalau toh memang ada temuan-temuan, silakan saja dilaporkan. Kan tentunya dalam konteks pelaporan juga harus memenuhi berbagai macam hal yang harus lengkap," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, ketua tim advokasi hukum dan HAM Pradi-Afifah, Saharwan Perkasa menyebutkan, dugaan politik uang itu terungkap usai pengakuan seorang warga Kelurahan Pasir Putih, Sawangan.

"Si penerima ini, setelah menerima, ia ada urusan administratif dengan RT. Kemudian datang ke RT dan ia cerita sendiri tanpa dikorek, katanya, 'Pak, saya dapat amplop nih dari ibu ini, katanya disuruh nyoblos 02'," ujar Saharwan saat dihubungi Kompas.com, Senin.

"Dari cerita dia itulah berkembang. RT menelusuri sampai akhirnya lapor ke RW. Setelah berkembang itu diketahuilah oleh kami, DPC partai dari paslon 01 yang lalu lapor ke saya selaku ketua tim advokasi. Ya saya jemput barang itu, saya investigasi kebenarannya dan ternyata ini bukan hoaks," ujarnya.

Menurut penelusuran Saharwan cs, warga tersebut menerima 4 lembar amplop untuk anggota keluarganya pada Senin (7/12/2020) atau dua hari jelang pencoblosan.



Masing-masing amplop berisi Rp 30.000, terdiri dari selembar pecahan Rp 20.000 dan 2 lembar Rp 5.000.

Warga itu disebut melapor ke RT keesokan harinya, Selasa (8/12/2020).

Mengaku punya bukti valid dan dokumentasi, Saharwan melaporkan dugaan politik uang ini ke Bawaslu Kota Depok.

Saharwan yakin, selain warga yang bersaksi ini, terdapat warga lain yang yang juga menerima uang jelang pencoblosan, namun tak dapat terungkap maupun dilaporkan karena mereka menutup diri.

Kompas.com coba menghubungi Ketua Bawaslu Kota Depok, Luli Barlini untuk meminta konfirmasi atas pernyataan Saharwan, namun belum ditanggapi hingga berita ini disusun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/14/14190291/dituding-bagi-bagi-duit-jelang-pilkada-depok-kubu-idris-imam-silakan-saja

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke