TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi sebut ada dugaan penghasutan yang dilakukan oleh oknum agar massa simpatisan Pemimpin FPI Rizieq Shihab mendatangi Polres Tangerang Selatan, Kamis (15/12/2020).
Wakapolres Tangerang Selatan Kompol Stephanus Luckyto menjelaskan, para simpatisan tersebut berbondong-bondong ke Polres Tangerang Selatan setelah mendapatkan ajakan melalui aplikasi pesan instan.
"Jadi mereka hadir hanya karena WA (WhatsApp) yang diviralkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau tidak diketahui, akhirnya mereka datang ke sini," ujarnya saat diwawancari, Selasa (15/12/2020).
"Hanya lewat WA grup, besok kumpul di Polres Tangerang Selatan jam sekian," sambungnya.
Polisi menduga, ada upaya penghasutan yang dilakukan agar para simpatisan tersebut mendatangi Polres Tangerang Selatan dan membuat kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
"Mengarah ke sana. Karena kembali lagi ini tidak ada penanggung jawabnya. Ini di-blasting ke WA-WA grup kemudian memancing atau mentriger massa untuk hadir di sini," kata Luckyto.
Luckyto mengungkapkan, saat ini polisi tengah mencari tahu siapa oknum yang menginisiasi dan menyebarkan pesan ajakan tersebut pertama kali.
"Kalau misalnya memang ketemu ini siapa yang menginisiasi pertama, nanti akan kita panggil sebelum dilakukan upaya paksa untuk mengetahui apa maksud tujuan ini," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi membubarkan kerumuman massa simpatisan Rizieq Shihab yang hendak menggelar aksi unjuk rasa di Mapolres Tangerang Selatan, Selasa.
Dari pantauan Kompas.com, massa simpatisan Rizieq berkonvoi dari Jalan Letnan Soetopo ke Jalan Promoter mengarah Mapolres Tangerang Selatan.
Namun, rombongan yang mengatasnamakan Umat Islam Tangerang Selatan itu diadang oleh petugas gabungan TNI-Polri yang bersiaga.
Rombongan tersebut akhirnya hanya bisa menyampaikan aspirasinya di kawasan Jalan Promoter dan tidak diperkenan mendekati kawasan Polres Tangerang Selatan.
Iswandi, salah seorang simpatisan Rizieq, mengatakan, massa meminta polisi membebaskan Rizieq yang menjadi tersangka atas kasus kerumunan massa di Petamburan, Jakarta Pusat.
Selain itu, Iswandi juga meminta polisi menangkap dia dan rombongan yang pada Selasa ini membuat kerumunan di tengah pandemi Covid-19 seperti Rizieq.
"Kerumunan massa di bandara atau di Petamburan, kami tidak diundang, kami datang sendiri tanpa dibiayai siapa pun. Sebagai umat Islam, sebagai jemaah, kami punya tanggung jawab moral. Kami ingin bersama sama Rizieq Shihab ditahan," pungkasnya.
Usai mendengarkan pernyataan itu, Kompol Stephanus Luckyto langsung meminta para simpatisan untuk membubarkan diri dan tidak berkerumun.
Luckyto menjelaskan, pihaknya membubarkan massa simpatisan itu lantaran kegiatan yang dilakukan ilegal. Tidak ada penanggung jawab kegiatan yang mengajukan izin kerumunan kepada pihak kepolisian.
Bukan kali pertama
Kerumunan massa simpatisan Rizieq di wilayah Pasar Kemis, Tangerang, dibubarkan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Muspika) Pasar Kemis, Senin (14/12/2020) siang.
Kapolres Kota Tangerang Kombes Ade Ary mengatakan, terdapat puluhan orang yang berkerumun di salah satu wilayah Pasar Kemis sekitar pukul 11.00 WIB.
Kerumunan tersebut diketahui adalah anggota FPI.
Kerumunan yang didominasi oleh laki-laki tersebut terjadi saat mereka membuat pernyataan sikap terkait proses hukum Pemimpin FPI Rizieq Shihab.
"Salah satu pernyataan sikap mereka, yaitu menuntut dan meminta kepada aparat kepolisian yang berwenang untuk membebaskan imam besar Al Habib Rizieq Shihab dari tuntutan dan tahanannya atau bebas tanpa syarat," kata Ade melalui pesan singkat, Senin (14/12/2020) siang.
Massa yang berkerumun juga meminta agar mereka turut ditahan seperti Rizieq karena mereka merupakan partisipan acara yang menimbulkan kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat dan Megamendung, Bogor; beberapa waktu lalu.
Muspika Pasar Kemis yang terdiri dari personel TNI, Polri, Satpol PP, serta Satgas Covid-19 langsung membubarkan massa karena kerumunan tersebut melanggar protokol kesehatan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/15/18353571/ada-pesan-whatsapp-ajak-simpatisan-rizieq-kumpul-di-polres-tangsel-polisi