Salin Artikel

Kewajiban Karantina yang Bikin Penumpukan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta...

TANGERANG, KOMPAS.com - Jagat maya baru-baru ini dihebohkan dengan foto yang memperlihatkan penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.

Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun @arisrmd di Twitter pada Senin (28/12/2020) malam.

"Baru dapat kabar dari rekan sejawat, beginilah keadaan T3 (Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta di pintu) kedatangan internasional malam ini. Entah mau jadi apa kita ini," tulis pemilik akun tersebut.

Unggahan itu telah di-retweet sebanyak hampir 22 ribu kali dan disukai oleh lebih dari 43 ribu pengguna.

Ia mengatakan, penumpukan terjadi karena para penumpang harus menunggu bus yang akan mengantarkan mereka ke tempat karantina.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020, yang diterbitkan pada 28 Desember 2020, penumpang pesawat yang baru tiba dari luar negeri wajib melakukan karantina selama lima hari.

Warga negara Indonesia (WNI) akan dikarantina secara gratis di tempat khusus yang disediakan oleh pemerintah.

Sementara itu, warga negara asing (WNA) harus menjalani karantina di hotel atau penginapan yang telah mendapat sertifikasi penyelenggaraan akomodasi karantina Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan dengan biaya pribadi.

SE tersebut berlaku sejak 28 Desember 2020 hingga 14 Januari 2021.

"Banyak yang tidak tahu (tentang aturan tersebut). (Mereka) pada protes," ujar Siladan, Selasa sore.

Ia menambahkan, kebanyakan pendatang menolak untuk dikarantina.

"Tapi akhirnya, baik WNA atau WNI yang datang mau untuk dikarantina," imbuhnya.

Secara terpisah, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Adi Ferdian mengonfirmasi foto kepadatan penumpang pesawat itu diambil kemarin malam di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

"Tadi malam ada beberapa penerbangan yang datang dalam waktu bersamaan, sehingga ada sekitar lebih dari 100 orang di sana (Terminal 3)," ujar dia.

Berdasarkan SE Nomor 4 Tahun 2020, langkah karantina diambil untuk memproteksi WNI dari imported case. Berikut kutipan dari surat edaran tersebut:

Pertama, bahwa telah ditemukan SARS-CoV-2 varian baru di South Wales, Inggris yaitu, SARS-CoV-2 varian B117, sehingga diperlukan ketentuan khusus bagi pelaku perjalanan dari luar negeri untuk memproteksi warga negara Indonesia (WNI) dari imported case.

Kedua, bahwa terjadi peningkatan persebaran virus SARS-CoV-2 dan SARS-CoV-2 varian B117, sehingga diperlukan ketentuan khusus pelaku perjalanan dari luar negeri untuk memproteksi WNI dari imported case.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/29/19110891/kewajiban-karantina-yang-bikin-penumpukan-penumpang-di-bandara-soekarno

Terkini Lainnya

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Megapolitan
Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Megapolitan
Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Megapolitan
Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Megapolitan
Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke