Salin Artikel

Sejarah Hari Ini: Tepat 71 Tahun yang Lalu Nama Jakarta Diresmikan

Peresmian ini dilakukan untuk menegaskan agar tidak ada lagi pihak yang menggunakan nama Batavia untuk merujuk pada Ibu Kota Negara Indonesia.

Di masa penjajahan Jepang, nama Jakarta sebenarnya sudah digunakan untuk merujuk kota pusat pemerintahan. Secara administratif, nama resmi ibu kota di kala itu adalah Jakarta Tokubetsu Shi.

Sebelumnya, selama lebih dari 300 tahun tepatnya sejak 1621 hingga 1942, nama resmi dari ibu kota pusat pemerintahan Hindia-Belanda adalah Batavia.

Batavia sendiri adalah nama yang diberikan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Jan Pieterzoon Coen. Nama ini berasal dari nama etnis Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein, dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman, Bataf.

Bangsa Belanda sangat mengagungkan nenek moyangnya sehingga mereka merasa perlu mengabadikan nama Batavia di negeri jajahannya, termasuk di Indonesia.

Melalui kesepakatan De Heeren Zeventien (Dewan 17) dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), pada 4 Maret 1621, Batavia diputuskan sebagai nama resmi dari kota pusat pemerintahan Hindia-Belanda.

Akar nama Jakarta

Sebelum nama Jakarta dan Batavia muncul, sebenarnya nama "Sunda Kelapa" sudah terlebih dahulu digunakan untuk merujuk pada wilayah yang dijadikan lokasi Ibu Kota Indonesia saat ini. 

Dalam buku Gagalnya Sistem Kanal: Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa (2010) karya Restu Gunawan, diketahui bahwa nama Sunda Kelapa sudah eksis sejak periode Prasasti Kebon Kopi, peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditulis pada 942 M.

Nama Sunda Kelapa digunakan untuk merujuk pada sisi barat laut pusat pemerintahan Tarumanegara yang kerap kelimpasan banjir dari luapan Sungai Ciliwung saat musim hujan tiba.

Dirangkum dari portal Indonesia.go.id, setelah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh-Pakuan pada abad ke-12, nama wilayah ini tetaplah Sunda Kelapa.

Kemudian, berdasarkan catatan sejarawan Indonesia Adolf Heukeun dalam laporan yang disimpan di Torre de Tombo Lisabon, wilayah Sunda Kelapa tak berubah nama meski Kerajaan Galuh-Pakuan ditundukkan oleh Portugis pada 1511. 

Barulah kemudian pada 22 Juni 1527, nama Sunda Kelapa berganti menjadi "Jayakarta" untuk memperingati momen terusirnya Portugis dari sana. Penaklukkan ini dipimpin oleh Panglima Kesultanan Demak Fatahillah.

Orang dari wilayah Eropa, jazirah Arab, maupun pesisir China yang singgah umumnya menyebut Jayakarta dengan nama “Jacatra”. Hingga tahun 1619, sebelum nama Batavia digunakan, orang Belanda pun masih menyebut wilayah ini sebagai “Jacatra”.

Akronim Jayakarta

Pada 1942, sejalan dengan kebijakan ‘de-Nederlandisasi’ oleh Pemerintah Jepang, nama kota sengaja diganti dengan bahasa Indonesia atau Jepang. Nama Batavia kemudian berubah menjadi Jakarta sebagai akronim Jayakarta.

Menurut Lasmijah Hardi dalam bukunya Jakartaku, Jakartamu, Jakarta Kita (1987), pergantian nama itu bertepatan dengan perayaan Hari Perang Asia Timur Raya pada 8 Desember 1942.

Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia ke-2 dan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, nama Jakarta tetap lazim dipakai orang Indonesia.

Usai diresmikan oleh Menteri Penerangan RIS, pengukuhan nama Jakarta kembali dilakukan pada 22 Juni 1956 oleh Wali Kota Jakarta Sudiro (1953-1960). Sebelum 1959, posisi Jakarta masih merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat.

Kemudian, pada 1959, status Jakarta mengalami perubahan dari sebuah kota praja di bawah wali kota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu yang dipimpin oleh gubernur, dengan gubernur pertama Soemarno Sosroatmodjo.

Pada 1961, status Jakarta diubah kembali, dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).

Adapun penetapan tanggal 22 Juni sebagai peringatan hari ulang tahun Jakarta didasarkan pada momen peristiwa kemenangan Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/30/09145331/sejarah-hari-ini-tepat-71-tahun-yang-lalu-nama-jakarta-diresmikan

Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke