JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) di Jakarta usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Desember lalu menuai sorotan publik.
Di hari pertamanya bekerja, pada 28 Desember 2020, Risma mendatangi kolong jembatan yang ditinggali oleh pemulung di belakang kantornya, di Jakarta Pusat. Risma sempat berdialog dengan pemulung tersebut dan menawarinya tempat tinggal.
Terkini, mantan Wali Kota Surabaya tersebut menyambangi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin pada Senin (4/1/2021) lalu dan menemukan sejumlah gelandangan. Aksi Risma lantas menuai beragam komentar, termasuk kritikan pedas.
"Bu Risma" menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet di Twitter pada Rabu (6/1/2021). Lebih dari 14.000 orang membuat twit berkait topik tersebut.
Salah satu di antaranya adalah politisi Fahri Hamzah. Mantan mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu mengingatkan Risma bahwa kerja menteri berbeda dengan wali kota.
Menteri kerjanya hanya sektoral saja, namun berlaku di seluruh negeri. Sementara wali kota, kerjanya sektoral tapi terbatas kota.
"Kalian sampaikan ke Bu Mentri, krisis ini akan panjang. Karena ketimpangan, kemungkinan di daerah terpencil akan makin sulit," ujar Fahri, yang juga mendesak Risma untuk mulai bekerja berbasis data.
"Kita doakan siapapun yang memberikan hatinya kepada rakyat, jadi pemimpin di negeri ini. Tapi tolong juga pakai ilmu. Kerja pakai konsep dan jangan tiba masa tiba akal, sibuk dianggap sukses dan citra dianggap kinerja. Situasi sulit, uang makin sedikit tolong jangan sia-sia kan waktu," imbuh Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia tersebut.
Sejumlah warganet lainnya menilai aksi blusukan Risma sebagai pencitraan yang tidak diperlukan dan tidak tepat sasaran.
Mereka meminta agar Risma dapat melakukan hal yang lebih signifikan dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.
Di sisi lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, tunawisma yang ditemukan Risma di jalanan Ibu Kota merupakan gelandangan "musiman".
"Itu Musiman. (Gelandangan muncul) di awal-awal pandemi Covid-19. Memasuki bulan Ramadhan juga terjadi," ujar Ariza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lanjut Ariza, tidak tinggal diam dan sudah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan gelandangan dari Jakarta.
Secara terpisah, Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan para tunawisma di Jakarta umumnya memiliki rumah di kampung halaman masing-masing.
Pemkot Jakarta Pusat telah memulangkan mereka berkali-kali, namun gelandangan terus berdatangan ke Ibu Kota.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/06/12070721/kala-blusukan-risma-menuai-kritik-dan-dianggap-pencitraan