Pengalaman vaksinasi tersebut ia rekam dan publikasikan melalui akun Instagramnya @helenalim988.
Helena merekam kegiatannya sejak mengantre, menunggu giliran disuntik, hingga akhirnya menerima vaksin Covid-19 tersebut.
Ia mengatakan, ini adalah suntikan pertama vaksin Covid-19. Dalam dua minggu mendatang, Helena akan kembali disuntik vaksin Covid-19.
"Ini yang pertama ya, nanti dua minggu lagi yang kedua," kata Helena dalam video yang ia unggah di akun instagramnya, Senin.
Video tersebut ramai diperbincangkan oleh warganet di dunia maya.
Pasalnya, Helena dianggap tidak masuk dalam prioritas pertama vaksinasi Covid-19 di Indonesia, yakni kelompok tenaga kesehatan.
Keterangan kerja di Apotek
Menanggapi hal tersebut, kepala suku dinas kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini menyatakan bahwa Helena menerima vaksin sebab ia membawa keterangan bekerja di apotek.
"Yang bersangkutan membawa keterangan bekerja di apotek sebagai penunjang," kata Kristy ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
"Dan apotek merupakan salah satu sarana kefarmasian yang masuk dalam prioritas pertama," sambungnya.
Kristy kemudian menegaskan bahwa hingga saat ini, prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 adalah tenaga kesehatan dan penunjangnya.
Dikritik dokter Tirta
Influencer sekaligus tenaga kesehatan, dokter Tirta mengkritik vaksinasi Covid-19 yang diterima Helena.
Pasalnya, status Helena sebagai tenaga kesehatan belum dapat dipastikan.
Apalagi, dosis vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia masih terbatas jumlahnya.
"Buktikan bahwa yang bersangkutan bekerja sebagai tenaga kesehatan dan apotek," kata dr. Tirta dalam akun Instagramnya, pada Senin.
Tirta menyatakan bahwa influencer yang mendapat vaksin Covid-19 terdaftar dalam rangka edukasi pada tanggal 13-14 Januari 2021.
Selepas itu, vaksin diberikan pada tenaga kesehatan dan orang berisiko.
Ia mengaku telah melaporkan hal ini kepada Kantor Staf Presiden dan Kementerian Kesehatan Indonesia.
Partner apotek
Elly Tjondro, pemilik Apotek Bumi yang berlokasi di Green Garden menyatakan bahwa Helena Lim merupakan partner usaha apotek miliknya.
Hal tersebut yang menjadi alasan Helena mendapatkan vaksin Covid-19.
"Benar, jadi kami patner usaha," kata Elly ketika ditemui wartawan, Selasa (9/2/2021).
Elly menjelaskan bahwa izin mendapatkan vaksin Covid-19 tersebut diurus oleh salah seorang apoteker yang bekerja di apoteknya.
Selain Elly, sebanyak sepuluh orang pegawai apotek lainnya juga menerima vaksin Covid-19.
Elly mengaku terkejut melihat respons masyarakat yang banyak mengkritik penyuntikkan vaksin Covid-19 pada Helena.
"Ya, kita sih bingung saja ya, lihat saja kami kan orang yang terdepan menghadapi pasien seharusnya wajar kita kalau mendapatkan vaksin itu," kata Elly.
"Berbahaya, ya berbahaya. Lihat kami yang berhubungan langsung dengan pasien, kita nggak tahu pasien itu dalam keadaan sehat apa sakit," kata Elly.
Ia kemudian berharap masyarakat dapat mengerti alasan penyuktikkan vaksin Covid-19 kepadanya dan Helena.
"Semoga semua dapat mengerti karena kami termasuk frontline mengahdapai pasien cukup panjang hingga (jam) 10 malam," tutupnya.
Merespons polemik tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya akan mengecek kebenaran status Helena Lim sebagai penerima vaksin.
"Nanti kita akan cek! Kenapa yang barusan (Helena bisa) dapat," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021).
"Apakah maksudnya sebagai figur untuk memberi contoh, memberi teladan, atau ada faktor lain nanti kami akan cek," tambah Riza.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/10/05400031/kontroversi-helena-lim--partner-usaha-apotek-yang-dapat-vaksin-covid-19