Salin Artikel

Warga Dijadikan Petugas Swab Antigen di Perumahan demi Pelacakan Kasus Covid-19

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Tangerang Selatan sudah berlangsung sejak 9-22 Februari 2021 mendatang.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun fokus pada upaya surveilans yang terdiri dari testing, tracing dan treatment (3T) di lingkup RT/RW.

Langkah tersebut direalisasikan dengan menjalin kolaborasi bersama Kepolisian Daerah Metro Jaya membentuk Kampung Tangguh Jaya di tiga wilayah RW.

Dua lokasi berada di wilayah Tangerang Selatan, yakni RW 13 Kelurahan Pamulang Barat dan RW 8 Pondok Kacang Barat. Sedangkan satu lokasi lain adalah RW 15 di Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

"Kami melakukan 3T ya testing, tracing, dan treatment. Testing ini yang kami utamakan adalah sumber daya masyarakat RW ini," ujar Dirnakoba Polda Metro Jaya yang mengampu Kampung Tangguh Jaya, Kombes Mukti Juharsa, Senin (15/2/2021).

Warga dilatih swab antigen untuk lacak kasus

Di tiga RW tersebut, sejumlah warga dilibatkan sebagai relawan pelacakan kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing.

Dinas Kesehatan Tangerang Selatan bersama aparat kepolisian melatih para relawan agar bisa melakukan swab untuk rapid test antigen.

Mukti mengemukakan, terdapat lebih dari 50 warga dari tiga RW Kampung Tangguh Jaya yang sudah dilatih dan menjadi relawan pelacakan kasus Covid-19.

"Jadi kami bersama Dinas Kesehatan melatih masyarakat melakukan testing. Setelah itu treatment-nya kami mengecek," ungkapnya.

Menurut Mukti, jumlah relawan di tiga RW Kampung Tangguh Jaya berbeda-beda, karena menyesuaikan dengan kepadatan penduduk di wilayah masing-masing.

Relawan terbanyak berada di RW 15 Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang karena jumlah penduduknya lebih banyak dibanding dua lokasi lainnya.

"Ada 14 relawan di RW 13 Kecamatan Pamulang. Di Pondok Aren ada sekitar 10 relawan. Yang banyak di Kelapa Dua, ada 30 lebih," kata Mukti.

"Karena masyarakatnya 4.000-an. Di sini, kecamatan Pamulang hanya 2.000. Disesuaikan dengan jumlah masyarakatnya per RW," sambungnya.

Swab antigen gratis

Selain melibatkan warga dalam pelacakan kasus baru Covid-19, pemerintah kota dan kepolisian juga menyediakan layanan swab antigen bagi warga tanpa biaya.

Pemeriksaan terkait Covid-19 secara cuma-cuma itu untuk mempercepat pelacakan kasus, sekaligus membantu petugas RT/RW mencegah penularan virus corona tipe 2.

"Kepolisian sifatnya membantu para perangkat RT/RW untuk mengurangi penyebaran Covid19 di Kampung Tangguh ini," kata Mukti dalam keterangan tertulis, Minggu (14/2/2020) sore.

Sebab, warga yang dinyatakan reaktif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan antigen bisa langsung ditindak lanjuti dengan uji swab polymerse chain reaction (PCR).

Adapun tiga wilayah RW tersebut dipilih sebagai lokasi Kampung Tangguh Jaya karena masuk kategori zona merah penyebaran Covid-19 di Tangerang Selatan.

"Ketiga RW tersebut merupakan zona merah dalam penyebaran Covid 19 di daerah Tangerang Selatan," ujar Mukti.

Namun, pernyataan Mukti berbeda dengan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang menyebut tidak ada RT/RW zona merah penyebaran Covid-19 ketika PPKM berbasis mikro dimulai.

"Dari beberapa data, ada yang hijau dan ada yang kuning. Nah kami akan lihat lagi perkembangannya. Sampai per tanggal 8 Februari kemarin, tidak ada yang merah," ujar Airin kepada wartawan, Senin (15/2/2021).

Pelatihan swab antigen untuk warga dinilai baik

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten Budi Suhendar mengungkapkan, pelibatan warga sebagai petugas swab untuk rapid test antigen merupakan langkah yang baik untuk mempercepat pelacakan kasus baru Covid-19.

"Memang semestinya memiliki peran sesuai kapasitasnya. Terkait warga dilatih swab rapid test antigen bukanlah sesuatu yang buruk bila memang dinilai sudah diperlukan," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Namun, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah kota dan juga kepolisian saat menjalankan program kolaborasi tersebut.

Salah satunya adalah memastikan pihak yang memberikan pelatihan terhadap warga haruslah orang-orang yang memiliki keterampilan atau pengalaman dalam melakukan pemeriksaan terkait Covid-19.

Hal itu untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan atau kesalahan dalam melakukan pelacakan kasus Covid-19 melalui rapid test antigen.

"Sepanjang yang melatih adalah orang yang memiliki kapasitas dan kewenangan, dan bisa melakukan supervisi atas tindakan tersebut, agar dilakukan dengan baik dan benar," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Budi, pelaksanaannya tetap harus diawasi secara ketat dan dikoordinasi dengan otoritas terkait dari bidang kesehatan.

Tujuannya agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat mengingat pemeriksaan terkait Covid-19 itu lazimnya dilakukan oleh tenaga kesehatan.

"Selalu berkoordinasi dengan pihak yang memiliki otoritas di bidang kesehatan setempat, yaitu puskesmas dan Dinas Kesehatan, agar tidak terjadi salah persepsi mau pun ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/16/08294651/warga-dijadikan-petugas-swab-antigen-di-perumahan-demi-pelacakan-kasus

Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke