Foto karya fotografer Ari Wibisono dituduh Arbain Rambey, fotografer senior, sebagai hasil penggabungan dua foto atau istilah dia adalah "tempelan".
Polemik ini semakin ramai setelah stempel "tempelan" dari Arbain itu ditarik ke ranah politik.
Foto itu awalnya diunggah Ari di akun Instagram-nya @wibisono.ari, Rabu (17/2/2021).
Foto Ari itu semakin disorot warganet setelah diunggah ulang oleh sejumlah akun di Instagram hingga Twitter.
Masalah kemudian muncul setelah Arbain mengomentari akun Twitter Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang mengunggah foto Ari.
Arbain menyebut foto itu tempelan, dengan sejumlah analisisnya.
"Ini foto tempelan. Untuk dapat Pangrango segede gitu, butuh tele panjang lalu motret dari jauh. Melihat perbandingan mobil depan dan belakangnya, jelas tak memakai tele panjang," tulis Arbain dalam akun Twitter-nya @arbainrambey.
Arbain meyakini ukuran Gunung Gede Pangrango di foto seharusnya tidak sebesar itu jika melihat ukuran jalan.
Ketika menjawab komentar warganet, Arbain memperjelas soal foto "tempelan" yang dia maksud.
"Tempelan....dua foto beneran dijadiin satu foto bo'ongan," kata Arbain menjawab komentar warganet.
"Dua jepretan dalam satu foto," kata Arbain dalam komentar lain.
Ari membantah
Ari langsung merespons tuduhan Arbain. Ia memastikan tidak ada penggabungan dua foto dalam foto yang dia unggah.
Pada Kamis kemarin, Ari datang ke Redaksi Kompas.com untuk memberi penjelasan dalam Program Kamar Gelap.
Ari menjelaskan proses hunting, Rabu (17/2/2021) pagi. Ia juga menunjukkan file asli foto dan kamera berikut lensa yang dia pakai.
Lalu, Ari diminta menunjukkan bagaimana proses editing yang dia lakukan.
Penjelasan Ari dan pengecekan data foto dalam Program Kamar Gelap bisa disimak dalam video yang disematkan di halaman ini.
Kompas.com sudah mencoba meminta komentar Arbain terkait polemik ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, ia belum merespons.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/19/07100081/video-penjelasan-ari-wibisono-dan-pengecekan-data-foto-gunung-gede