Salin Artikel

Cuma Kritik Anies tapi Tak Sentil Ganjar soal Banjir, PSI: Di Jateng Gubernurnya Mengaku Salah

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Faldo Maldini menyebutkan alasan mengapa pihaknya tidak mengkritik daerah lain selain DKI Jakarta soal banjir.

Faldo mencontohkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di mana salah satu daerahnya, Kota Semarang, juga diterpa masalah banjir besar selama berhari-hari.

PSI tidak menyentil Ganjar karena, menurut Faldo, Gubernur Jawa tengah itu telah mengaku bersalah atas banjir di Semarang.

"Jateng itu kan sudah mengaku salah, itu gubernurnya (Ganjar): 'Salah saya itu.' Sudah. Setelah itu diperbaiki kan apa yang salah," ujar Faldo saat konferensi pers virtual, Kamis (25/2/2021).

Ganjar yang mengaku salah atas banjir di Semarang, lanjut Faldo, layak diapresiasi.

Hal tersebut, sambungnya, tidak terlihat pada Gubernur DKI Anies Baswedan yang PSI nilai menyudutkan pihak lain atas persoalan banjir di Jakarta.

"Kan kalau mau benar harus mengaku (salah) dulu, bagus itu enggak nyalahin orang. Kalau Pak Anies itu kan bukan soal proses yang sudah dilakukan, (tetapi justru menyalahkan) banjir kiriman lah," Faldo menjelaskan.

Faldo menyoroti sikap Anies yang menyebut banjir di Jakarta pekan lalu adalah kiriman dari kota tetangga bertopografi lebih tinggi seperti Kota Depok dan Bogor.

Padahal, menurut Faldo, pintu air di Depok dan Bogor dalam kondisi normal setelah dicek langsung.

Karena itu, PSI pun bersuara mengkritik pernyataan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang menyalahkan banjir kiriman sebagai penyebab banjir di sejumlah daerah di Ibu Kota pekan lalu.

Tak hanya itu, Faldo menambahkan bahwa pihak PSI beranggapan Anies dan jajarannya terkesan tidak terbuka mengenai program pengendalian banjir.

Sehingga, PSI menyampaikan kritik yang cukup keras, menurutnya.

"Kalau menurut kami memang banyak sekali sih yang tidak terbuka yang disampaikan Pak Anies, itu kenapa kami kritik sangat kencang," kata Faldo.

Kritik dari Plt Ketum PSI

Sebelumnya, pihak PSI lain juga mengkritik banjir Jakarta ketika Bendungan Katulampa berstatus normal.

Adalah Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang mengatakan Anies hanya melempar kesalahan bencana banjir pada curah hujan yang tinggi dan banjir kiriman.

"Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya, banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya," tutur Giring, Senin (22/2/2021).

Giring juga menyampaikan kritikan bernada sama lewat akun Instagram pribadinya, @giring.

"Mas Gubernur @aniesbaswedan jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya," kata Giring melalui unggahan Instagram, Senin.

Giring menulis bahwa selama tiga tahun terakhir, Anies dinilainya tidak serius mengatasi banjir.

"Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan," urai Giring.

"Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa," tambahnya.

Giring juga menyoroti anggaran Pemprov DKI yang menurutnya tidak dialokasikan ke kebutuhan mendesak seperti penanganan banjir.

"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan," ujar Giring.

(Reporter: Singgih Wiryono / Editor: Nursita Sari)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/26/07051431/cuma-kritik-anies-tapi-tak-sentil-ganjar-soal-banjir-psi-di-jateng

Terkini Lainnya

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke