"Dengan adanya event Internasional Formula E di Jakarta atau Jakarta ePrix, maka Jakarta akan menjadi sorotan dunia," kata Maulana dalam keterangan video, Selasa (23/3/2021).
Jakarta disebut akan memiliki event kebanggaan yang setara dengan kota-kota global di dunia.
Dia menjelaskan, Formula E juga selaras dengan program Jakarta Langit Biru dari Pemprov DKI yang juga didukung dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"Hal ini menjadi momentum diselenggarakannya event internasional Formula E sebagai ajang menuju solusi untuk mengatasi polusi udara di wilayah perkotaan," kata Maulana.
Dia menilai, ajang Formula E merupakan komitmen bagi Indonesia untuk siap menjadi pemain utama industri mobil listrik di dunia.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan ekonomi, dia mengatakan, perhelatan Formula E bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, juga pendapatan asli daerah (PAD) DKI Jakarta.
Meski dinilai menguntungkan, Maulana mengatakan, pihaknya harus memutuskan untuk menunda pelaksanaan Formula E karena pandemi Covid-19.
Penundaan karena pandemi Covid-19 menjadi hal yang lumrah di beberapa event olahraga dunia, seperti Piala Eropa 2020, Olimpiade Tokyo 2020 dan Piala Dunia U-21 2021 di Indonesia.
"Jadi tidak terkecuali Formula E di Jakarta atau Jakarta ePrix, juga diputuskan kita tunda karena situasi pandemi," kata Maulana.
Sebelum pandemi Covid-19 merebak, ajang Formula E dijadwalkan digelar pada 6 Juni 2020 dan direncanakan akan berlangsung lima tahun berturut-turut dimulai 2020-2024.
Mobil listrik tersebut rencananya akan adu cepat melintasi area dalam kawasan Monumen Nasional dan Jalan Medan Merdeka Selatan sepanjang 2,6 kilometer.
Namun rencana tersebut kini sudah batal dua kali, alasannya karena Pandemi Covid-19 di Jakarta tak kunjung terkendali dan direncanakan digelar di tahun 2022.
Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra sebelumnya menilai kebijakan penyelenggaraan balap Formula E bisa menjadi warisan utang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk pemerintahan selanjutnya.
Dia mengatakan, tagihan kontrak selama lima seri untuk lima tahun berturut-turut bisa membebani Gubernur selanjutnya.
"2022 adalah tahun akhir masa jabatan Gubernur Anies, kontrak 5 tahun ini bukan hanya membebani rakyat, tapi juga Gubernur dan pemerintahan selanjutnya. Tolong jangan wariskan tagihan," kata Anggara dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).
Penyelenggaraan balap mobil listrik tersebut direncanakan PT Jakpro berlangsung selama 5 tahun, dimulai 2020 sampai dengan 2024.
Anggara mendesak agar Pemprov DKI mulai menjelaskan siapa yang akan bertanggungjawab dengan rencana penyelenggaraan 2023-2024.
Karena ajang balap mobil listrik tersebut memakan anggaran yang tidak sedikit.
Pemprov DKI Jakarta, kata Anggara, sudah penyetor uang senilai 31 juta poundsterling ke Formula E Operations (FEO) untuk dua ajang yang tertunda di tahun 2020-2021 karena pandemi Covid-19.
Sehingga uang tersebut dialihkan ke tahun 2022. Namun untuk tahun 2023-2024, dana untuk penyelenggaraan Formula E menjadi tidak jelas.
"Ini aneh sekali, karena saat itu Pak Anies sudah tidak menjabat," kata Anggara.
Dia menyarankan agar Pemprov DKI realistis dan menarik diri sebagai kota penyelenggara Formula E.
"Terlebih kontrak yang diteken berlaku untuk lima seri dalam lima tahun berturut-turut," ucap Anggara.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/23/16473141/pt-jakpro-formula-e-ajang-gengsi-dan-tumbuhkan-ekonomi