Salin Artikel

Fakta Pemerkosaan Wanita Tunarungu oleh Oknum Linmas, Awalnya Minta Pertolongan hingga Dicekoki Miras

BEKASI, KOMPAS.com - Wanita tunarungu berinisial NS (20) menjadi korban pemerkosaan oknum pelindung masyarakat (linmas) berinisial BL di kawasan Duren Jaya, Bekasi Timur, Rabu (17/3/2021) dini hari.

Ironisnya, pemerkosaan itu terjadi di Komplek Kuburan Jati, tempat di mana kakek korban dimakamkan.

"Dilakukan di situ (kuburan) pemerkosaannya. Bahkan dekat makam kakeknya si korban. Kebetulan (kakek korban) dimakamkan dekat situ" ujar kuasa hukum korban dari LBH GMBI, Herli, Senin (29/3/2021), seperti dikutip Warta Kota.

Korban awalnya minta perlindungan BL

Peristiwa pemerkosaan itu bermula saat korban hendak pulang ke rumahnya usai main di rumah temannya, Selasa (16/3/2021), pukul 18.00 WIB.

Di perjalanan, korban bertemu dengan orang tak dikenal yang merayunya agar mau diajak jalan-jalan di sekitar Terminal Induk Bekasi.

Korban diajak jalan-jalan hingga pukul 24.00 WIB. Kemudian, ia dibawa ke kontrakan pria tersebut. Di sana, korban hendak diperkosa.

"Korban melawan dan berontak akhirnya korban dipukul di bagian pinggang, diremas payudaranya, dan dicekik lehernya. Korban ketakutan dan kabur," kata Herli.

Korban yang kabur, dikejar oleh sang pria. Namun, BL melihat aksi kejar-kejaran itu dan kemudian meneriaki pria tersebut hingga melarikan diri.

Alih-alih menolong korban, BL ternyata punya niat yang sama untuk memperkosa korban.

Dicekoki minuman keras

Menurut Herli, BL memberi korban minuman keras (miras) hingga korban hampir tak sadarkan diri.

"Pelaku oknum linmas malah memberikan minuman kepada korban yang telah dicampur dengan obat. Kemudian korban merasa pusing dan dibawa sama pelaku ke kuburan Jati Duren Jaya," tutur Herli.

Di lokasi itu, korban diperkosa oleh BL dan diancam agar tidak berteriak.

Setelah kejadian itu, korban bersama orangtuanya membuat laporan ke LBH GMBI dan Polres Bekasi Kota.

Hingga saat ini pelaku masih dalam pengejaran polisi.

Korban mengalami trauma

NS saat ini mengalami trauma berat setelah menjadi korban pemerkosaan.

Korban yang dulunya periang malah menjadi pemurung.

"Sekarang kalau teman-temannya main ke rumah malah diusir. Karena mungkin korban malu dan depresi serta takut. Jadi dia mengurung diri," ujar kuasa hukum korban.

Herli memastikan, ia telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi untuk memberi pendampingan psikologis terhadap korban.

"Sudah, kita sudah berkoodinasi dengan DP3A Kota Bekasi, pihaknya dinas berjanji akan melakukan pendampingan dan memenuhi segala hak korban," terangnya.

Kasus dugaan pemerkosaan itu sendiri sudah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota dengan Nomor: STPL/773/K/III/2021/SPKT/Restro Bks Kota.

NS pun telah memberikan keterangannya didampingi Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) sebagai penerjemah bahasa isyarat.

"Jadi kemarin itu setelah kami mendampingi pelaporan lanjutan, si korban itu kan telah di-BAP, didampingi dari PPDI dan DP3A Kota Bekasi," kata Herli.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Oknum Linmas Bekasi Gatelan. Sebelumnya Nyaris Memperkosa Keponakannya Sendiri dan di Tribunjakarta.com dengan judul Perempuan Tunarungu Korban Dugaan Pemerkosaan di Bekasi Alami Trauma Berat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/31/06100081/fakta-pemerkosaan-wanita-tunarungu-oleh-oknum-linmas-awalnya-minta

Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke