Salin Artikel

Bangganya Samukin Sang Kepala Sekolah Saat SDN Pondok Kelapa 05 Pagi Jadi Percontohan Belajar Tatap Muka

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Kelapa 05 Pagi, Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi salah satu dari 85 sekolah di DKI Jakarta yang mengikuti uji coba belajar tatap muka pada Rabu (7/4/2021).

Tidak semua sekolah diizinkan menggelar belajar tatap muka. Sekolah itu harus lulus asesmen dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja menjelaskan, ada dua tahap asesmen.

Pertama, kesiapan kondisi dan kesehatan guru, juga kesiapan kondisi siswa dan sarana prasarana kesehatan.

"Kemudian asesmen kedua berkaitan dengan proses pembelajaran, baik penguasaan IT untuk daring dan tatap muka," kata Taga kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Maka, tidak heran antusiasme begitu terlihat di setiap guru dan murid di SDN Pondok Kelapa 05 Pagi selama hari pertama uji coba belajar tatap muka.

Tidak menargetkan jadi sekolah percontohan

"Mau wawancara berdiri atau duduk, Mbak?" tanya Samukin, Kepala Sekolah SDN Pondok Kelapa 05 Pagi yang merespons positif permintaan wawancara dari Kompas.com sekitar pukul 09.40 WIB.

"Duduk saja, Pak. Bapak pasti lelah karena telah berhari-hari mempersiapkan untuk hari ini," begitu jawaban dari Kompas.com.

Bukan sekadar basa-basi. Meski wajahnya tertutup masker dari hidung hingga dagu, kelelahan terlihat dari dalam diri Samukin.

Langkahnya sedikit gontai saat Samukin memilih tempat duduk di depan ruang guru sekolah tersebut.

"Iya, memang melelahkan," jawabnya.

Samukin menghadapi jadwal yang sibuk. Sejak pagi hari, ia meladeni banyaknya awak media yang memantau kegiatan di sekolahnya.

Tak hanya itu, Samukin juga menyambut dan mendampingi Wali Kota Jakarta Timur M Anwar yang meninjau uji coba tersebut sekitar pukul 07.00 WIB.

Terlepas dari pengakuannya, nada suara Samukin menyatakan rasa bangga karena sekolah yang ia pimpin dapat terpilih untuk mengikuti uji coba belajar tatap muka.

Apalagi, dijelaskan Samukin, SDN Pondok Kelapa 05 Pagi bukanlah sekolah piloting atau uji coba pada daftar awal dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Merencanakan belajar tatap muka ini sudah lama. Sebenarnya kami (terpilih) bukan karena tercantum dalam deretan sekolah piloting Dinas Pendidikan," buka Samukin.

"Sejak kita PJJ (pembelajaran jarak jauh) di awal pandemi pun kami sudah merancang suatu saat kita akan tatap muka dengan kebiasaan yang berbeda. Jadi, saya bilang ke para guru: 'Jangan misalnya Senin (depan) masuk, baru Jumat bikin perencanaan'," urainya.

Diakui Samukin, pihaknya tidak pernah menargetkan bisa menjadi sekolah piloting.

"Kami juga tidak menargetkan untuk menjadi contoh, jadi (sekolah) pilot. Target kami memaksimalkan pelayanan. Makanya, apa yang dimampukan sekolah dalam hal ini penyediaan tempat cuci tangan kami maksimalkan," bebernya.

Tak hanya fasilitas, Samukin menekankan bahwa para guru juga bersertifikasi dalam menerapkan kegiatan belajar tatap muka dan daring atau blended learning.

Para guru ikut pelatihan blended learning pada 23-27 Maret lalu.

"Di sekolah ini ditargetkan (punya sertifikat dari pelatihan blended learning) 1 kepala sekolah dan 2 guru. Kenyataannya sudah ada 13 guru yang lulus pelatihan itu," ujar Samukin.

"Harus dipastikan bahwa yang belajar di sekolah tatap muka dapat terlayani dengan baik, yang di rumah juga tidak terabaikan. Inilah tugas berat guru," katanya sambil tertawa.

Cara meyakinkan orangtua

Belajar tatap muka sempat menimbulkan pro dan kontra dari para orangtua murid.

Mereka cemas mengingat pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung. Sehingga, dicemaskan bahwa kegiatan tersebut justru menimbulkan klaster baru.

Samukin menyadari hal tersebut. Karena itu, pihaknya berupaya meyakinkan orangtua siswa dengan mengusahakan perizinan pembukaan sekolah.

"Untuk bisa buka kelas tatap muka di era pandemi ini, syaratnya antara lain mengikuti asesmen seperti kesiapan infrastruktur (sekolah) dan guru. Lalu, guru sudah divaksin," kata Samukin.

Yang tak kalah penting, menurut Samukin, pihaknya telah berkoordinasi dengan lingkungan sekitar sekolah.

"Karena kita ini di tengah masyarakat, maka mau seperti ini (belajar tatap muka) harus permisi sama yang punya wilayah: RT, RW, Bu Lurah Pondok Kelapa, restu Puskesmas kecamatan, hingga Kepala Pelaksana Pendidikan Duren Sawit," ungkapnya.

Pihak sekolah, dipaparkan Samukin, tak hanya mempersiapkan segala protokol kesehatan (prokes) selama kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Ia juga memastikan kebiasan-kebiasaan baru di era pandemi juga diberlakukan para siswa, termasuk dalam menyapa guru, bermain dengan rekan-rekan, hingga aktivitas saat jam istirahat.

"Membiasakan kebiasaan baru. Misalnya, yang dulu salaman, pelukan dengan guru. Sekarang sudah tidak. Cukup disambut, tapi tidak salaman," ucapnya.

Terlepas dari segala persiapan, Samukin menyadari banyak kekurangan dari pihaknya. Hal itu dijadikan evaluasi.

Lebih dari mengawal ujian nasional

Samukin tak memungkiri dirinya cukup waswas terkait kegiatan belajar tatap muka tersebut.

Bahkan, Samukin mengakui tantangan yang ia pribadi hadapi lebih dari sekadar mengawal ujian nasional.

"Kita ingin tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan. Ini lebih dari mengawal ujian nasional," ujar Samukin.

"Kalau ujian nasional kan yang kita kawal itu naskah, ya. Aman. Tapi ini kan anak manusia yang harus kita amankan baik secara psikis, fisik, dan kesehatan. Maka, dag-dig-dug juga.

Mudah-mudahan, tidak ada kasus baru Covid-19. Ini yang bikin dag-dig-dug. Kalau kegiatan pembelajaran, insya Allah, kami siap," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/07/14100121/bangganya-samukin-sang-kepala-sekolah-saat-sdn-pondok-kelapa-05-pagi-jadi

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke