Namun, kekhwatiran kasus Covid-19 akan meningkat lagi pasca-hari raya Idul Fitri masih membayangi. Oleh karena itu, tenaga kesehatan berharap masyarakat dapat mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak mudik Lebaran.
Salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Halimah Lelawati Suparya, bersyukur dengan penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir.
Akibat penurunan kasus itu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sudah jauh berkurang.
Jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet pernah hampir menembus 5.000 orang pada Januari lalu, dan keterisian tempat tidur mencapai 82,7 persen.
Namun, sejak Maret lalu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet mulai menurun seiring dengan berkurangnya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota dan sekitarnya. Kini jumlah pasien Covid-19 tinggal berjumlah 1.300 orang.
Beban kerja tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet pun tak seberat dulu.
"Karena pasien berkurang, beban kerja juga ikut berkurang," kata Halimah kepada Kompas.com, Jumat (16/4/2021).
Halimah mengatakan, jam kerjanya memang tetap 8 jam per hari. Tak ada perubahan durasi kerja. Jam kerja hanya disesuaikan dengan waktu sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan ini.
Namun, Halimah yang bekerja di bagian rekam medis ini merasakan betul beban kerjanya tak seberat dulu karena berkurangnya jumlah pasien.
Meski demikian, Halimah mengaku khawatir pasien di RS Wisma Atlet bisa meningkat pasca-Lebaran Idul Fitri. Meski pemerintah sudah melarang warga mudik pada 6-17 Mei, namun Halimah tahu betul banyak yang enggan mematuhi larangan tersebut dengan cara mencuri start pulang kampung.
"Sudah pasti (ada kekhawatiran kasus naik lagi) karena banyak sekali yang memaksakan pulang kampung," katanya.
Halimah pun berharap masyarakat yang tetap ngotot pulang kampung bisa tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
"Sebelum pulang swab PCR atau antigen dulu agar tidak membawa virus ke kampungnya. Tapi lebih berharap agar masyarakat mematuhi pemerintah," kata Halimah.
Halimah sendiri memastikan tak akan pulang ke kampungnya di Sumedang pada Lebaran tahun ini. Ia tetap akan berjuang melawan Covid-19 dari RSDC Wisma Atlet.
Kekhawatiran kasus Covid-19 akan naik kembali pasca-Lebaran juga dirasakan Surya Budiman, tenaga medis lainnya di RSDC Wisma Atlet.
Surya mengatakan, selama ini pasien di Wisma Atlet selalu naik usai libur panjang. Misalnya pada 18 Januari atau sekitar dua pekan setelah libur panjang natal dan tahun baru, pasien di RSDC Wisma Atlet sempat mencapai angka tertinggi. Saat itu, total pasien yang dirawat mencapai 4.959 orang,
Menurut Surya, kenaikan tiap libur panjang ini terjadi karena masyarakat banyak bepergian dan berkumpul bersama kerabat dengan cendrung mengabaikan protokol kesehatan.
"Banyak pasien yang masuk Wisma Atlet itu tertular dari kluster keluarga atau kerabatnya, karena saat kumpul-kumpul tidak pakai masker," ucap Surya.
Surya pun khawatir, kenaikan kasus Covid-19 kembali terjadi usai lebaran karena banyaknya masyarakat yang kumpul-kumpul tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
"Walaupun mudik dilarang, tapi kalau keluarganya masih satu kota kan tetap bisa saling berkunjung. Apalagi itu memang sudah tradisi lebaran. Kami khawatirnya itu bisa bikin kasus meningkat lagi," ujarnya.
Surya maklum jika umat muslim hendak merayakan lebaran dengan berkumpul bersama keluarga besar dan kerabat. Namun, ia berharap protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 tetap bisa diterapkan.
"Harus tetap pakai masker kalau kumpul-kumpul, dan saat makan-makan harus jaga jarak aman," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/16/08232621/tenaga-kesehatan-khawatir-akan-terjadi-kenaikan-kasus-covid-19-usai