Salin Artikel

Perjalanan Irene Sukandar Menjadi Grand Master Indonesia, Bermula dari Ambisi Kalahkan Sang Kakak

JAKARTA, KOMPAS.com- Pecatur putri Indonesia, Irene Kharisma Sukandar merupakan sosok perempuan yang sukses berkarier di bidang olahraga catur.

Dia merupakan pecatur Indonesia pertama yang menyandang gelar Grand Master Nasional Wanita Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, Rabu (21/4/2021), Kompas.com akan mengajak mengenal lebih jauh tentang Irene Sukandar.

Nama Irene sebelumnya sempat heboh diperbincangkan setelah berhasil mengalahkan Dadang Subur, pemilik akun catur online bernama Dewa Kipas.

Perempuan kelahiran 7 April 1992 ini mengaku sudah mengenal catur sejak usia 7 tahun.

Saat itu, sang ayah yang merupakan seorang atlet mengenalkan banyak jenis olahraga kepada Irene dan kakak laki-lakinya Kaisar Jenius Hakiki, salah satunya olahraga catur.

"Kakak saya diajarkan juga catur oleh-oleh papa awalnya, lalu saya minta juga, jadi akhirnya kita berdua sama-sama latihan catur, sama-sama ke sekolah catur," kata Irene kepada Kompas.com, Rabu (20/4/2021).

Irene bercerita, awalnya dia hanya ingin coba-coba bermain catur dan ingin mengalahkan sang kakak dalam permainan.

Namun, lambat laun bakat Irene mulai terasah dan progresnya berkembang cepat.

"Awalnya memang hanya coba-coba, karena kakak saya duluan jadi saya ingin, ingin juga supaya bisa diajari dan bisa mengalahkan kakak saya, karena kami kompetitif sekali," tutur Irene.

"Komentar orangtua, bakat saya sudah terlihat, waktu itu saya belum mengerti kan, saya cuma latihan, bertanding," lanjutnya.

Irene pun terus mengikuti turnamen-turnamen dan olimpiade catur.

Perempuan berusia 29 tahun ini memenangkan Kejuaraan Catur Wanita Indonesia empat kali berturut-turut pada 2006 hingga 2010.

Menurut Irene, pada saat itu belum banyak perempuan yang berkarier di olahraga catur.

Kondisi tersebut membuat Irene semakin percaya diri dalam unjuk gigi di dunia catur Indonesia.

"Karena memang dunia catur di Indonesia untuk perempuan kan agak kurang bisa, karena dari segi kuantitas dan sangat minim sekali di Indonesia," lanjutnya.

Setelah menyabet gelar Grand Master Nasional Wanita Indonesia pada 2008 silam, Irene menilai banyak pecatur putri yang mulai berprestasi.

"Untuk dunia catur perempuan sendiri kita lebih berprestasi belakangan ini, jadi puji Tuhan setelah saya mendapatkan gelar Grand Master Wanita di tahun 2008, saya melihat banyaknya kuantitas dari pecatur Junior Putri," ucap Irene.

"Jadi saya juga bersyukur saya bisa jadi pioner untuk membuka itu semua, karena sebelumnya di mana waktu saya coba untuk berprestasi sendiri pun kebanyakan saya bermain di kelompok Putra," tambahnya.

Irene berharap ke depan banyak perempuan yang tidak takut menekuni karier di bidang olahraga catur.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/21/13561691/perjalanan-irene-sukandar-menjadi-grand-master-indonesia-bermula-dari

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke