Dokter diingatkan menghindari konten atau hal yang bisa melanggar etika profesi.
"Ingatlah bahwa profesi dokter ini melekat dimana pun berada," kata Ketua IDI Cabang Jakarta Selatan Yadi Permana di Jakarta, Kamis (22/4/2021), seperti dikutip Antara.
Hal itu disampaikan merespons konten TikTok "pembukaan persalinan" yang diunggah dokter Kevin Samuel.
IDI Cabang Jakarta Selatan menyatakan, konten tersebut termasuk dalam pelanggaran etika profesi kedokteran kategori sedang.
IDI Jaksel sudah menggelar sidang dan menjatuhkan sanksi atas tindakan yang dilakukan Kevin.
"Proses perjalanan sidang dan terakhir 21 April yang bersangkutan mengakui kejadian tersebut dan berjanji tidak mengulangi lagi karena kejadian tersebut sudah masuk dalam pelanggaran etika profesi kedokteran kategori sedang," kata Yadi.
Yadi menjelaskan, sanksi yang diberikan kepada Kevin sesuai dengan pelanggarannya, yaitu sanksi kategori satu dan dua yang terukur selama 6 bulan.
Yadi juga mengingatkan kepada para dokter, khususnya dokter muda, untuk tidak membuat materi yang memuji diri sendiri karena dianggap pamer ketika melakukan tindakan medis.
Begitu juga materi yang melanggar norma susila hingga profesionalitas.
Namun, untuk materi edukasi terkait kesehatan, lanjut dia, sang dokter masih diperkenankan.
Adapun etika bagi dokter, kata dia, sudah diatur dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012 dan mengingatkan para dokter terkait sumpah profesi sebagai dokter.
"Semua dokter harus bijak dalam bermedia sosial, hindari konten atau hal yang bisa melanggar etika profesi," ujar dia.
Minta maaf
Sementara itu, dokter Kevin meminta maaf secara terbuka atas perbuatannya. Ia berharap masyarakat tetap memercayai profesi dokter.
"Saya sendiri di sini secara pribadi memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian atau perbuatan yang telah saya lakukan," kata Kevin dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Kamis siang.
Pasca-insiden tersebut, Kevin berharap masyarakat tidak melunturkan kepercayaan kepada para dokter.
Ia menambahkan, dokter-dokter di Indonesia sudah menjalankan tugas secara profesional.
"Saya harap karena kejadian ini tidak memudarkan niat masyarakat untuk meemriksakan diri kepada dokter Indonesia yang profesional," tambah Kevin.
Kevin juga menyampaikan permohonan maaf kepada Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
"Permohonan maaf saya tunjukkan khusus untuk POGI, dalam hal ini merupakan suatu organisasi terhormat yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan profesional yang secara langsung dirugikan atas kejadian ini," sambungnya.
Kevin juga memohon maaf kepada seluruh dokter di Indonesia.
Ia meminta maaf kepada almamater tempatnya dulu menimba ilmu, keluarga, dan teman-temannya.
"Bagi sejawat para dokter di seluruh Indonesia saya juga memohon maaf kepada almamater saya yang telah ikut terbawa nama baiknya, kepada keluarga, teman-teman saya juga minta maaf dan berterima kasih atas support yang diberikan," lanjut Kevin.
Kevin berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai dokter lebih baik lagi ke depannya. Atas kelakuannya, Kevin mengaku siap menerima konsekuensi yang setimpal.
"Saya bersedia menerima konsekuensi yang diberikan yang sesuai dengan perbuatan saya, dan untuk kedepannya saya akan menjaga nama baik profesi saya," pungkasnya.
Kronologi
Pada Sabtu (17/4/2021), sosial media seperti TikTok, Twitter, dan Instagram ramai membahas tenaga kesehatan (nakes) yang dianggap melecehkan perempuan, khususnya wanita hamil.
Pembahasan ini bermula dari beredarnya konten TikTok dari akun @dr.kepinsamuelmpg pada Sabtu.
Dalam video berdurasi 15 detik itu, Kevin yang mengenakan jas putih dokter dan mengalungkan stetoskop di lehernya mendapat konsultasi dari bidan, "Dok Tolong Cek Pasien Ny A udh pembukaan berapa...".
Lalu dokter tersebut menjawab "Oke kak.." sambil mengernyitkan mata dan menggigit bibir bawah, mengacungkan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) menunjukkan persiapan melakukan pemeriksaan Vaginal Touche.
Vaginal Touche adalah pemeriksaan dalam dengan metode memasukkan dua jari pemeriksa (telunjuk danjari tengah) ke dalam vagina ibu untuk memeriksa pembukaan serviks atau leher rahim, apakah telah siap untuk proses melahirkan atau belum.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter atau bidan.
Dokter tersebut kemudian memutar mata ke atas dan menengadah dengan keterangan "awkward moment" sambil bergoyang-goyang dan menjawab “Pembukaan 3 kak”.
Saat ini akun TikTok @dr.kepinsamuelmpg sudah hilang. Namun videonya telah tersebar di berbagai platform sosial media.
Namun memang, beberapa jam setelah video tersebut viral, dokter Kevin mengunggah video berisi permintaan maaf.
Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (Kompaks) adalah salah satu pihak yang mengecam konten tersebut karena reka adegan dilakukan dengan memberikan candaan bernuansa seksual yang merendahkan perempuan.
Kompaks miminta mencabut SIP dan keanggotaan IDI dokter yang bersangkutan.
"Video ini melecehkan perempuan secara umum dan pasien perempuan yang membutuhkan layanan kesehatan secara khusus," kata Kompaks dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/4/2021).
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/22/18004231/berkaca-kasus-konten-tiktok-pembukaan-persalinan-idi-jaksel-ingatkan