Tagar Kapolsek Beji Depok mendadak jadi salah satu topik terpopuler dan disoroti sejumlah warganet di jejaring sosial Twitter, Selasa (4/5/2021).
Lewat tagar itu, sejumlah warganet mendesak agar kepolisian, dalam hal ini Kapolsek Beji Depok, untuk mengusut tuntas misteri kematian Akseyna.
"Ayo hukum ditegakkan, supaya kelak bisa menjawab pertanyaan di akhirat, yth pimpinan kapolsek beji depok," tulis akun @RahmadRasya1.
Warganet juga meminta aparat Polsek Beji turut bergerak mengungkap penyebab kematian Akseya, meski kasus tersebut kini tengah ditangani Polres Metro Depok.
"Kapolsek Beji Depok, ayo bergerak utk kbnrn, (Akseyna)," kicau akun @destatriyugo.
"Kapolsek Beji Depok @DivHumas_Polri pak sudah lihat trending dan petisi atas kasus Akseyna? Ga cuma 1 atau 2 orang loh yang kasusnya minta segera diungkap. Ini banyak pak. Tolonglah, yuk udah 6 tahun loh. Buka telinga, mata dan hati yuk," tulis akun @putriambaar.
Desakan untuk mengusut tuntas kasus tewasnya Akseyna yang diarahkan ke Kapolsek Beji Depok terjadi seiring munculnya petisi berjudul "Lanjutkan Penyelidikan dan Segera Ungkap Pembunuh Akseyna Mahasiswa Universitas Indonesia!" di laman Change.org.
Ayah Akseyna, Marsekal Pertama Mardoto mengatakan, petisi tersebut diinisiasi langsung oleh pihak keluarga bersama dengan kelompok peduli Akseyna beberapa waktu lalu.
Lewat petisi tersebut, pihaknya berharap agar aparat kepolisian melanjutkan penyelidikan kasus kematian Akseyna yang tak kunjung terungkap sejak 2015.
Mardoto mempersilahkan Kompas.com untuk mengutip isi dari petisi yang menargetkan 25.000 tanda tangan tersebut.
"Iya benar. Supaya pihak kepolisian membuktikan untuk bisa menuntaskan," singkat Mardoto kepada Kompas.com, Selasa.
Dalam petisi tersebut, Mardoto meminta agar kepolisian segera mengungkap tersangka pembunuhan Akseyna dan memberikan informasi terkait perkembangan penyelidikan kepada pihak keluarga.
"Kepolisian memberi informasi yang memadai secara berkala pada keluarga dan masyarakat umum terkait proses penyelidikan," kata Mardoto dalam petisinya.
Dalam petisi itu, Mardoto juga meminta pihak UI agar lebih proaktif dan transparan dalam proses penyelidikan kasus kematian Akseyna.
"Pihak Universitas Indonesia, khususnya rektor dan civitas akademik, lebih proaktif dan transparan selama proses penyelidikan," ujar Mardoto.
Hingga pukul 15.40 WIB hari ini, petisi berjudul "Lanjutkan Penyelidikan dan Segera Ungkap Pembunuh Akseyna Mahasiswa Universitas Indonesia!" itu sudah diisi dan ditandatangani oleh 20.030 orang.
"Kami mohon dukungan seluruh rakyat Indonesia agar penyelidikan kasus ini dilanjutkan, lebih gencar dan serius," tutup Mardoto dalam petisinya.
Misteri kematian Akseyna
Akseyna ditemukan tak bernyawa dengan tas berisi batu di punggungnya pada 2015 silam di Danau Kenanga UI, Depok, Jawa Barat.
Kematian Akseyna sempat disimpulkan sebagai akibat bunuh diri oleh kepolisian. Belakangan, polisi meralat kesimpulan itu.
Gelar ulang perkara menemukan, ada lebam di kepala Akseyna yang diduga hasil penganiayaan. Ada kemungkinan mahasiswa jurusan biologi itu diseret menuju danau, terlihat dari robekan sepatu pada bagian tumit.
Dokter yang mengautopsi jasadnya pun menyimpulkan, Akseyna dalam keadaan bernapas saat tenggelam di danau tetapi tidak sadarkan diri sebab ada air dan pasir di dalam badannya.
"Kami berkesimpulan bahwa untuk Akseyna kasusnya bukan bunuh diri namun korban pembunuhan. Itu hasil perkara, sudah terang ini tindak pidana kami pindahkan proses penyidikan dalam rangka membuat terang peristiwa siapa pelakunya," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, pada 4 Juni 2015.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/04/16484861/muncul-petisi-desak-polisi-lanjutkan-penyelidikan-kematian-mahasiswa-ui