Elvina menilai, keterlibatan para remaja dalam tawuran itu karena peran orangtua yang belum maksimal dalam mendidik anak.
"Saya melihat peran orangtua, peran masyarakat, peran pendidik masih belum optimal kalau melihat seriusnya kejahatan yang melibatkan anak dalam kasus premanisme," kata Elvina dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021).
Aksi tawuran itu terjadi di Jalan Utan Panjang III RT 05 RW 07, Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Rabu dini hari kemarin, sekitar pukul 04.00 WIB. Satu orang yakni Muhammad Lutfi (31) tewas dengan luka sabetan senjata tajam.
Polisi langsung memburu pelaku tawuran dan menangkap 8 orang.
Elvina mengatakan, pada kebanyakan kasus, orangtua tidak mengetahui anaknya masuk dalam kelompok-kelompok anarkis. Saat berada dalam komunitas itu, kegiatan mereka hanya terfokus pada aktivitas yang berbau kekerasan.
"Maka pengawasan orangtua, masyarakat, dan tokoh agama harus lebih intens lagi agar kasus-kasus seperti ini bisa dicegah," ucap Elvina.
Elvina juga menyoroti keterlibatan orang dewasa yang mengajak anak-anak melakukan kekerasan. Ia menilai harus ada sanksi yang lebih tegas kepada pelaku orang dewasa yang melibatkan anak-anak.
"Di kasus ini jelas kita lihat bagaimana peran orang dewasa mungkin saja ikut merekrut anak-anak. Bahkan saya dengar bagaimana anak-abak didorong untuk terlibat dalam aksi tawuran itu," kata Elvina.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/20/21310051/remaja-ikut-tawuran-karena-peran-orangtua-belum-optimal