Euis (42), warga RW 09 Kebon Kosong mengaku ada bagian rumahnya yang berada di atas saluran air.
"Kamar mandi saya di situ. Awalnya ini rumah orangtua saya. Dulu Bapak saya minta dibangun saja di bagian itu. Sudah lama sekali," ungkap Euis yang sudah sejak lahir menempati rumah tersebut.
Meski demikian, Euis menegaskan bahwa kamar mandi tersebut bukan bangunan permanen. Keluarganya membangun semi parmanen karena sadar di bawahnya ada saluran air.
"Ini cuma bagian bawahnya aja diplur, atasnya asbes, nggak permanen kok," jelas Euis.
"Di sini ada bukaan bawah untuk ke saluran air. Bisa dibuka tutup juga, " jelas Euis sambil membuka penutup berbahan beton tersebut.
Ditanya soal kemungkinan dibongkar petugas, Euis mengaku tidak keberatan asalkan tidak semuanya.
Sebab, sistem perlistrikan di rumahnya terletak di salah satu sisi tembok bangunan tersebut.
"Kalau mau dibongkar sedikit di bagian saluran tidak masalah. Di sini juga ada lubang dengan bukaan," lanjut dia.
Isti (55), warga 08 lainnya juga membangun tempat duduk sepanjang dua meter di teras rumahnya. Tempat duduk tersebut berada di atas saluran air.
Isti bercerita, sebelum tempat duduk tersebut dibuat, ia dan keluarganya meletakan banyak pot bunga di atas saluran air.
Keluarganya kemudian menutup saluran air tersebut dengan sejumlah alasan.
"Banyak tikus yang keluar. Selain itu di sini banyak anak kecil, takut kecemplung. Belum lagi aromanya yang nggak sedap," kenang Isti.
Meski demikian, ia tidak keberatan jika bangku tersebut dibongkar demi perbaikan saluran air.
"Nggak apa-apa, ini juga kan dalamnya (tempat duduk) kosong. Bukan cor-coran, " lanjut Isti.
Sementara itu, pengerjaan saluran masih dilanjutkan di RW 08 Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, oleh Satuan Pelaksana Tugas Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Kemayoran.
Sebanyak 15 pasukan biru mengeruk dan menormalisasi sejumlah rute saluran air di wilayah ini.
Instruksi Wali Kota
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma sebelumnya memerintahkan seluruh camat di wilayahnya untuk membongkar bangunan milik warga yang berdiri di atas saluran air.
Ia meminta camat melakukan musyawarah terlebih dulu agar pembongkaran bisa berjalan tanpa penolakan.
"Saya perintahkan lakukan musyawarah pembongkaran bangunan yang berada di atas saluran," ucap Dhany Sukma, Jumat (4/5/2021).
Hal ini disampaikan Dhany Sukma menanggapi normalisasi saluran air di Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran.
Upaya normalisasi guna mencegah terjadinya genangan itu terkendala posisi bangunan warga yang berdiri di atas saluran air.
Ia mengaku sudah memerintahkan Camat Kemayoran agar dapat berdialog untuk membongkar atau memindahkan bangunan di atas saluran air itu.
Namun, Dhany menegaskan bahwa hal ini juga harus dilakukan oleh kedelapan camat di wilayah Jakarta Pusat.
Tiap camat harus memastikan tak ada bangunan berdiri di atas saluran air agar proses pemeliharaan saluran bisa berjalan dengan baik.
"Saat ini kita sedang melakukan penanganan prioritas genangan di Jakarta Pusat. Semua bangunan yang menghambat aliran air harus kita bereskan," ucapnya.
Oleh karena itu, kepada pemilik bangunan yang berdiri di atas saluran air, Dhany mengimbau agar pemilik lebih dulu membongkar atau memindahkan bangunan tersebut sebelum dibongkar oleh petugas.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/04/19531171/bikin-bangunan-di-atas-saluran-air-warga-kebon-kosong-tak-keberatan