Berdasarkan data terbaru pada Senin (14/5/2021) pukul 08.00 WIB, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai lebih dari 5.000 orang.
Ada penambahan jumlah pasien dibandingkan sehari sebelumnya.
"Jumlahnya bertambah 192 orang dari hari kemarin. Semula 4.836 menjadi 5.028 orang," kata Humas RS Wisma Atlet Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Senin.
Catatan Kompas.com, tren kenaikan ini mulai terjadi sejak Selasa 18 Mei lalu, atau beberapa hari usai libur Idul Fitri.
Saat itu hanya ada 900 pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet. Tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) hanya di angka 15,02 persen.
Namun jumlah pasien terus bertambah setiap harinya akibat pasien masuk lebih banyak ketimbang pasien keluar.
Pada hari ini, BOR RS Wisma Atlet mencapai 83,8 persen. Dari 5994 tempat tidur yang tersedia, kini tinggal 16,2 persen yang tersisa.
Padahal, WHO telah menetapkan batas aman BOR adalah di angka 60 persen.
Koordinator Tenaga Kesehatan RSD Covid-19 Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin mengakui meningkatnya jumlah pasien ini terkait dengan dampak masa libur Lebaran lalu.
Aktivitas warga Ibu Kota yang pulang kampung atau saling berkunjung ke kerabat mempercepat penularan virus corona.
Arifin mengaku pihaknya sudah mengantisipasi penuhnya RS Wisma Atlet dengan menambah kapasitas tempat tidur.
Ia menegaskan, saat ini pihaknya masih memiliki cadangan sekitar 2000 tempat tidur.
Tempat tidur itu akan ditempatkan di kamar-kamar perawatan atau isolasi yang sudah ada. Jadi, satu kamar yang selama ini diisi dua tempat tidur nantinya akan diisi tiga tempat tidur.
"Nanti mungkin akan dipakai 3 bed. Jadi setiap ruangan ada yang 3 bed, ada yang 2 bed," kata Arifin saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021).
Jika penambahan bed itu belum cukup, maka pengelola RS Wisma Atlet juga berencana menggunakan tower 8 dan tower 9 di Wisma Pademangan.
Selama ini, kedua tower itu digunakan untuk karantina WNI yang baru kembali dari luar negeri.
Jika kedua tower itu harus digunakan, maka warga yang menjalani karantina akan dipindah ke fasilitas lain seperti hotel.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, wilayah DKI Jakarta sedang memasuki fase genting penyebaran penularan Covid-19.
Jakarta mengalami penambahan kasus Covid-19 secara signifikan setelah libur Lebaran 2021.
"Jakarta memasuki fase yang amat genting," kata Anies dalam keterangan suara, Minggu (13/6/2021).
Bila tidak mengambil tindakan untuk menekan penularan Covid-19, Anies menyebut, Jakarta berpotensi mengalami kesulitan.
Kemungkinan fasilitas kesehatan di DKI Jakarta kembali kolaps seperti pada Februari 2021 lalu.
"Bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali apabila pasien, apabila orang yang harus ditangani meningkat secara drastis," ucap dia.
Anies mengatakan, data keterisian tempat tidur isolasi dan ICU pasien Covid-19 melonjak dalam dua pekan terakhir.
Kini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di DKI sudah mencapai 75 persen dari kapasitas.
Begitu juga kasus aktif yang meningkat 50 persen dalam sepekan terakhir.
"Kasus aktif di Jakarta tanggal 6 Juni 11.500, dan hari ini menjadi 17.400, dalam seminggu mengalami penambahan 50 persen," kata dia
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/10160431/pasien-covid-19-di-rs-wisma-atlet-kemayoran-tembus-5000-orang