Secara formal, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok akan melihat keadaan hingga 5 Juli 2021 atau 2 pekan sebelum tahun ajaran baru dimulai.
"Nanti tanggal 5 Juli insya Allah kami formulasikan berdasarkan evaluasi sekarang, melihat tren (kasus Covid-19) pada anak yang cukup tinggi, lalu bagaimana zonasi," kata juru bicara satgas, Dadang Wihana, kepada wartawan pada Selasa (22/6/2021).
Dadang menjelaskan, kasus Covid-19 pada balita, anak, dan remaja relatif tinggi di Depok, yakni dengan persentase 19-20 persen dari total kasus.
Tren itu bahkan meningkat belakangan ini.
"Kalau dalam posisi hari ini, praktis sekolah dilaksanakan daring. Ketika tanggal 5 Juli, apalagi tanggal 18 Juli, posisinya sama dengan hari ini, hari ini kita kebijakannya adalah sekolah secara daring," tegasnya.
Depok memang cukup berhati-hati dalam menggelar sekolah tatap muka. Kota ini belum pernah menyelenggarakan simulasi atau uji coba sekolah tatap muka.
Petunjuk teknis serta simulasi itu, menurut rencana awal, baru akan digelar pada tahun ajaran baru, namun pandemi memburuk dengan cepat.
Depok sebetulnya baru saja mengalami titik terendah jumlah pasien Covid-19 selama 9 bulan terakhir, yakni tepat bulan lalu, 19 Mei 2021, dengan jumlah 978 pasien pada hari itu.
Namun, per kemarin, jumlah pasien Covid-19 di Depok telah berlipat ganda menjadi lebih dari 4.600 orang.
Akibatnya, keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di rumah-rumah sakit di Depok sudah nyaris 90 persen.
Sementara ICU khusus pasien Covid-19 sudah penuh per hari ini.
Padahal, pada awal Juni 2021, kapasitas isolasi pasien Covid-19 di Depok masih lebih dari 50 persen.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/22/15364071/sekolah-tatap-muka-di-depok-batal-digelar-jika-5-juli-kasus-covid-19