Salin Artikel

Meninggalnya Bupati Bekasi, Alarm Nyata Overkapasitas Fasilitas Kesehatan

BEKASI, KOMPAS.com - Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid -19 pada Minggu (11/7/2021).

Bupati sempat menjalani perawatan selama 10 hari di dua rumah sakit, yakni di RS Permata Bekasi dan Rumah Sakit Siloam, Kelapa Dua, Tangerang.

Perawatan dilakukan di Tangerang karena Eka tak mendapat ruang ICU di wilayahnya sendiri yang penuh dengan pasien.

"Iya (tidak dapat ICU di Kabupaten Bekasi)," ujar Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (9/7/2021).

Almarhum harus menjalani perawatan di ICU. Hal ini sehubungan dengan adanya penyakit penyerta yang diidap Eka serta kondisi saturasi oksigennya yang menurun.

Henti jantung

Setelah dipindah menuju Rumah Sakit Siloam, kondisinya sempat stabil, tetapi takdir berkata lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainarti mengatakan, kondisi Bupati pada Minggu sore, kondisi Eka Supria Atmaja masih dalam keadaan stabil meski tetap mendapatkan perawatan intensif.

"Stabil di sini maksudnya bukan membaik tetapi stabil fungsi paru masih baik, fungsi ginjal meski ada gangguan sedikit masih stabil," ujar Sri seperti dikutip TribunJakarta, Senin (12/7/2021).

Namun pada Minggu malam, kondisi almarhum menurun sampai mengalami henti jantung dan mendapat penanganan tim medis.

"Kalau henti jantung biasanya yang saya tahu, karena terkoagulasi ada pembekuan darah, di RJP (reusitasi jantung paru) kita balik lagi, semua ada lagi, jantung ada lagi,"

Namun, masa kritis Bupati Bekasi belum usai. Sekitar pukul 21.25 WIB, Eka mengalami serangan jantung kedua.

Usaha Tim medis untuk melakukan RJP kembali tidak mampu menyelamatkan nyawa Eka Supria Atmaja.

"Ada beberapa angka yang secara laboratorium itu ada yang tidak membaik, semua dokter di RS sudah mengupayakan," ujar dia.

Fenomena penuhnya rumah sakit

Meninggalnya Bupati Bekasi menjadi alarm penuhnya fasilitas kesehatan di Tanah Air. Di Kabupaten Bekasi sendiri, Kompas.com belum mendapatkan data bed occupancy ratio rumah sakit setempat. Namun di wilayah Jabodetabek sendiri sudah terkonfirmasi penuhnya fasilitas kesehatan ini.

Salah satunya terjadi di Kota Bekasi, wilayah yang paling dekat dengan Kabupaten Bekasi. Penuhnya kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, membuat mayoritas pasien yang terinfeksi virus corona harus menjalani isolasi mandiri.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Vevie Herawati mengatakan, pada 5 Juli lalu, jumlah warga Kota Bekasi yang terinfeksi Covid-19 dan tengah menjalani isolasi mandiri mencapai 3.738 orang.

Di hari yang sama, berdasarkan data laman corona.bekasikota.go.id, jumlah keseluruhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi yang sedang menjalani isolasi atau perawatan adalah 4.676 orang.

Artinya, sekitar 80 persen pasien Covid-19 di daerah itu sedang menjalani isolasi mandiri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/13/08182421/meninggalnya-bupati-bekasi-alarm-nyata-overkapasitas-fasilitas-kesehatan

Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke