Andreas Sofiandi, Ketua Umum Perkumpulan Sosial Himpunan Bersatu Teguh Sumbar Riau yang juga merupakan penanggung jawab krematorium, menyatakan krematorium rencananya mulai beroperasi pada Sabtu (24/7/2021) besok.
"Kami rencanakan besok (beroperasi), hari ini sudah selesai (dibangun) tapi kami menunggu instruksi dari Pak Gubernur (DKI Jakarta) sama Pak Wali Kota Jakarta Barat," kata Andreas kepada wartawan Jumat.
Menurut Andreas, hingga kini, sudah banyak warga yang mendaftar untuk melakukan kremasi jenazah kerabatnya.
"Banyak sekali sebenarnya, jadi kami tunggu Pak Gubernur besok. Banyak sekali. Saya rasa nggak terlayani kalau kita mau ikuti," kata Andreas.
Andreas menjelaskan, nantinya, proses kremasi akan memakan waktu 2,5 sampai 3 jam.
Layanan kremasi ini, kata Andreas, terbuka bagi siapapun tanpa dipungut biaya.
"Ada yang bertanya apakah untuk kalangan tidak mampu? Itu kami juga melayani, jadi namanya orang meninggal jenazahnya harus segera diproses," tuturnya.
Persyaratan untuk melaksanakan kremasi di krematorium TPU Tegal Alur, kata Andreas, masih dalam koordinasi.
Namun, secara garis besar, warga yang mendaftarkan kerabatnya perlu menyiapkan surat keterangan meninggal dunia, KTP orang yang meninggal dunia, serta KTP penjamin atau keluarga.
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto sebelumnya mengatakan, proses kremasi hanya membutuhkan waktu dua jam dengan mesin berkekuatan 1.000 derajat celsius.
Menurut dia, proses kremasi juga tidak akan dikenakan biaya apapun.
"Ini nantinya tidak dipungut biaya. Ini pun mesin gratis diberikan oleh Pak Andreas. Beliau seorang aktivis sosial," kata Uus.
Nanti akan dibangun juga sebuah posko krematorium Covid-19 di dalam kompleks TPU Tegal Alur.
Petugas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Polri, dan TNI akan berkoordinasi di lokasi tersebut.
Uus menjelaskan, pengadaan krematorium itu dimaksudkan agar tak ada jenazah warga yang terlantar.
Soalnya, krematorium yang dapat dipakai untuk jenazah terkait Covid-19 belakangan ini sering penuh.
"Prinsipnya pemerintah itu harus melayani seluruh masyarakat, tidak melihat latar belakang agama, suku, ras dan lain-lain. Untuk yang pengelolaan jenazah dengan dikubur kan sudah ada kuburan Covid yang dibuat dalam kondisi darurat. Ini untuk yang pengelolaan jenazahnya tidak dikubur" kata Uus.
"Jangan sampai karena krematorium penuh jenazah dibuang di jalanan atau dibuang sembarangan, maka dari itu pemerintah hadir di situ," kata dia.
Uus juga telah menyosialisasikan pengadaan krematorium itu ke warga yang tinggal di lingkungan sekitar TPU Tegal Alur.
Sosialisasi yang dilakukan hari Minggu kemarin, kata Uus, dihadiri perwakilan warga, yakni pengurus RT, RW, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
Menurut Uus, warga telah sepakat dengan pengadaan itu. Namun, ada beberapa catatan yang diharapkan dapat diperhatikan dalam operasional krematorium.
Pertama, warga meminta agar operasional krematorium diatur sesuai jadwal agar tetap berjalan kondusif.
"Kemudian juga warga meminta jangan sampai dari mana-mana datang ke situ karena ini sementara, mesin enggak terlalu banyak, jadi dibatasi jumlah dan diminta bagi warga DKI saja sementara," ungkap Uus
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/23/13320411/pembangunan-krematorium-di-tpu-tegal-alur-selesai-rencananya-beroperasi