Rencananya, aksi itu digelar dengan melakukan marching dari Glodok, Jakarta Barat, sampai Istana Negara, Jakarta Pusat. Aksi tersebut bertujuan menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jakarta.
Komunitas pengemudi ojol Lintas Gajah Mada pun mengimbau anggotanya untuk tidak ikut demonstrasi lantaran enggan ditunggangi kepentingan politik.
"Tidak ada urgensi dari (pengemudi) ojol untuk memaksa melakukan demonstrasi di tengah PPKM Darurat," kata Irfan, ketua Komunitas Lintas Gajah Mada sebagaiman dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu.
Irfan menyatakan, 200 sopir ojol di bawah naungan komunitasnya sepakat tak ikut demonstrasi.
Diberlakukannya PPKM Darurat selama ini, diakui Irfan, sempat menghambat aktifitas para sopir ojol. Namun, bagi Irfan, hal ini tak berarti harus melakukan demonstrasi.
Bahkan, sejak diperbaruinya aturan pada 21 Juli 2021, para sopir ojol, menurut Irfan, sudah dapat melintas seperti biasanya.
Irfan mengatakan, tak ada komunitas sopir ojol yang terikat dengan demonstrasi tersebut. Ia juga mengaku enggan menggiring opini.
Apalagi, aksi tersebut, kata Irfan, tak ada penanggungjawabnya.
"Aksi itu tidak ada penanggung jawabnya. Kemudian aksi itu bertemakan untuk gulingkan pemerintahan Jokowi," ungkapnya.
Irfan menjelaskan, sejumlah sopir ojol juga sempat berdialog dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
Hasil dialog, Kapolda mengizinkan sopir ojol melintas di titik-titik penyekatan PPKM Darurat.
"Jadi, untuk ojol, tidak ada esensi lagi untuk melakukan demonstrasi karena apa yang diaspirasikan sudah diakomodir, di mana kita dapat melintas di titik penyekatan," kata Irfan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/24/17214011/sopir-ojol-di-jakbar-sepakat-tak-ikut-aksi-jokowi-end-game