Salin Artikel

Kebakaran Gudang di Parakan Sawangan, Karyawan Nyaris Jadi Korban dan Api Sulit Dikendalikan

Peristiwa itu menyisakan sejumlah cerita, mulai dari pegawai yang hampir ikut terbakar hingga para pemadam kebakaran yang kesulitan menaklukkan api.

Karyawan nyaris jadi korban

Salah seorang karyawan menyebut bahwa api sudah muncul sekitar pukul 06.00 WIB. Ketika itu, dia sedang tidur di dalam mes karyawan yang letaknya tak jauh dari gudang. Tiba-tiba, api telah menjalar.

"Awalnya api saya enggak tahu. Pokoknya saya bangun tidur sekitar pukul 06.00, api sudah besar. Saya nyaris kebakar api juga," katanya dengan wajah tegang kepada Warta Kota, kemarin.

Ia menyebutkan, dirinya salah seorang karyawan yang tidur di mes bersama belasan pekerja lainnnya.

"Pas saya bangun dan api besar, sudah enggak ada orang di mes. Saya langsung keluar selamatin diri," kata dia.

Menurutnya, ada sedikitnya tiga sepeda motor milik karyawan yang diparkir di sekitaran gudang yang ikut hangus terbakar.

Api diduga berasal dari mes karyawan

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Gandara Budiana, menyebutkan bahwa api diperkirakan berasal dari mes karyawan yang lokasinya tak jauh dari gudang.

"Awalnya dari mes karyawan, tapi sebenarnya di sana enggak ada kompor, mungkin dari arus listrik," ujar Gandara kepada wartawan, Senin siang.

Namun, pemadam kebakaran baru menerima informasi tersebut beberapa saat setelah api menjalar.

"Informasi kebakarannya baru kami terima tadi pagi jam 07.30," lanjutnya.

Api sulit dikendalikan

Petugas pemadaman butuh upaya ekstra karena gudang tersebut berisi barang-barang seperti terpal, kursi, dan lain-lain yang mudah terbakar.

"Yang terbakar ini kan macam event organizer, sewa kursi dan alat-alat pernikahan. Mereka banyak bahan mudah terbakar, selain terpal, kemudian alat-alat dan bunga-bunga," ujar Gandara.

"Semuanya mengandung plastik dan kain yang mudah terbakar," imbuhnya.

Di samping itu, para pemadam terkendala akses air yang sulit. Gandara berujar, sumber air cukup jauh.

Butuh belasan unit mobil dan puluhan personel

Total, butuh waktu sekiranya lima jam bagi para pemadam kebakaran untuk dapat melokalisasi api yang membakar area tersebut

"Sekarang (kebakarannya) tinggal di tengah, kalau tadi menyebar," ujar Gandara pada tengah hari.

Gandara melanjutkan, 10 unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Depok dikerahkan ke lokasi. Jumlah personel yang terlibat 40 orang.

Belakangan, menyusul lima unit pemadam kebakaran bantuan dari wilayah lain ikut dikerahkan ke lokasi guna membantu pemadaman.

"Luas area 900 meter persegi. Habis," ujar Gandara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/03/05564921/kebakaran-gudang-di-parakan-sawangan-karyawan-nyaris-jadi-korban-dan-api

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke