Video tersebut mulanya diunggah pemilik akun TikTok awprtsy, kemudian diunggah kembali di Instagram dan Twitter.
Narasi video itu, dituliskan bahwa dua perempuan menyerobot antrean dan menyuntikan vaksin sendiri.
Rupanya, narasi yang beredar tersebut tidak benar.
Lurah Jatibening Baru Mulyadi mengatakan, peristiwa itu terjadi di wilayahnya. Kedua perempuan dalam video tersebut adalah ibu dan anak kandung.
Perempuan yang menyuntikkan vaksin merupakan sang ibu bernama Yuni (50). Ia berprofesi dokter.
Sementara sang anak hendak menerima suntikan vaksin dosis kedua.
"Bukan warga yang tidak punya keahlian, memang ibunya adalah seorang dokter juga. Itu sekeluarga memang dokter semua ya," ujar Mulyadi saat dikonfirmasi, Kamis (26/8/2021).
Mulyadi berujar, pihaknya pernah meminta bantuan Yuni dalam kegiatan vaksinasi di Kelurahan Jatibening Baru.
"Saya pernah meminta bantuan dia untuk membantu program vaksinasi yang ada di Jatibening karena kita kekurangan nakes. Dia membantu kita sebanyak tiga kali untuk program vaksinasi massal," ujar dia.
Penjelasan sang ibu
Sementara itu, Yuni menjelaskan bahwa dirinya menyuntikan sendiri vaksin Covid-19 karena anaknya ketakutan dengan jarum suntik.
"Kebetulan anak saya ini histeris dengan jarum suntik dan saat penyuntikan," ujar Yuni saat dikonfirmasi, Kamis.
Ia mengaku saat itu melakukan menyuntikkan vaksin secara paksa agar tidak mengganggu proses vaksinasi warga lain.
Awalnya, anaknya sudah dibujuk oleh nakes yang sedang bertugas. Namun sang anak tetap takut terhadap jarum dan berlari sebanyak tiga kali.
"Saya naluri sebagai ibu, saya dudukin paksa dan langsung saya suntikan secara spontan, karena saya melihat hal itu sangat menggangu pelaksanaan vaksinasi yang lain," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/27/07434861/cerita-ibu-memaksa-menyuntikkan-vaksin-ke-anaknya-yang-takut-jarum-suntik