Bangunan tersebut mirip seperti terowongan kecil atau saluran air, terletak sekitar 2-3 meter di bawah permukaan tanah dan di bawah saluran air yang dibangun Pemkot Bogor pada tahun 1990-an.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan Dinas PUPR, diduga bangunan itu dibangun pada zaman Belanda.
Untuk memastikannya, sambung Bima, Pemkot Bogor menggandeng Universitas Pakuan dan IPB University agar dilakukan penelitian lebih lanjut.
“Setelah kami cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda," kata Bima, Senin (30/8/2021).
Bima menambahkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bangunan tersebut apakah merupakan saluran air atau memiliki fungsi-fungsi lainnya.
Selain itu, ia menginginkan adanya kajian lebih lanjut apakah bangunan yang ditemukan di bawah tanah itu memungkinkan untuk direvitalisasi dan digunakan kembali.
"Saya telah berkomunikasi dengan Universitas Pakuan dan IPB University guna mendeteksi luas dan panjang bangunan tersebut dengan alat yang menunjang," sebut Bima.
Dia menyebutkan, pada 2016, Kota Bogor sudah memiliki masterplan drainase.
Karena itu, lanjut Bima, bangunan bawah tanah yang ditemukan harus disesuaikan sebab lokasinya termasuk ke dalam kawasan pembangunan alun-alun, Masjid Agung, dan pengembangan Stasiun Bogor.
“Jadi otomatis drainasenya harus rapi. Saya ingin sedimentasinya digali dan dikeruk secara bertahap sampai sejauh mana dan apakah bisa difungsikan kembali sebagai saluran air, kita akan lihat fungsinya untuk apa,” pungkas Bima.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/30/19301841/bangunan-tua-ditemukan-di-bawah-tanah-kawasan-stasiun-bogor-diduga