JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E di Jakarta pada Juni 2022 masih memunculkan pro dan kontra.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021. Instruksi yang diteken 4 Agustus 2021 itu menyebutkan Formula E sebagai satu dari 28 program prioritas yang harus terlaksana pada 2022.
Keinginan Anies itu kemudian direspons dengan pengajuan hak interpelasi dari fraksi PDI-P dan PSI di DPRD.
Usulan hak interpelasi ditandatangani oleh 33 anggota dewan dari dua fraksi itu, masing-masing 25 anggota dari PDI-P dan 8 anggota dari PSI.
Kedua fraksi itu menilai ajang Formula E tak sepatutnya menjadi prioritas di tengah penanganan pandemi Covid-19.
Interpelasi ditolak 7 fraksi
Namun, tujuh fraksi menolak hak interpelasi Formula E, yaitu Golkar, PKS, Demokrat, PAN, NasDem, Gerindra, dan PKB-PPP.
Isu semakin hangat ketika perwakilan tujuh fraksi itu memenuhi undangan makan malam Anies Baswedan di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/8/2021).
Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah pertemuan itu bertujuan untuk meminta dukungan menolak interpelasi Formula E.
Menurut Riza, interpelasi merupakan hak setiap anggota dewan dan Pemprov DKI tidak bisa mengintervensi hak anggota dewan.
"Interpelasi itu kewenangan DPRD DKI, kami tidak mencampuri, tidak mengintervensi," ucap Riza, Sabtu (28/8/2021).
Riza mengaku menghargai sikap fraksi PDI-P dan PSI terkait pengajuan interpelasi. "Jadi, masalah interpelasi itu masalah kewenangan oleh teman-teman DPRD, sesuai aturan ketentuan bagi yang mengusulkan bagi yang tidak ikut, itu hak teman-teman DPRD," ujar dia.
Politikus PDI-P Gilbert Simanjuntak menyindir tujuh fraksi penolak hak interpelasi terkait Formula E setelah diundang makam malam bersama Anies.
"Setelah mereka tujuh fraksi itu kenyang, lalu mereka mengeluarkan sikap untuk kemudian menolak interpelasi. Mungkin kalau masih lapar belum mengeluarkan sikap (menolak atau setuju)," kata Gilbert, dalam tayangan Kompas Petang, Sabtu (28/8/2021).
Gilbert mengatakan, pertemuan di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta itu mencederai martabat anggota dewan.
Menurut dia, pertemuan antara anggota legislatif dengan eksekutif seharusnya dilakukan di Gedung DPRD DKI Jakarta di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Kalau kita mau jujur, ini (pertemuan) adalah sebuah pelecehan, sebuah sikap yang merendahkan martabat, sangat-sangat merendahkan martabat karena seharusnya DPRD itu rapat dengan Gubernur di Kebon Sirih bukan di rumah dinas," ucap Gilbert.
Karangan bunga dukung interpelasi
Kantor DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat, dipenuhi karangan bunga, Jumat (3/9/2021).
Karangan bunga itu merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pengajuan hak interpelasi oleh dua fraksi terkait Formula E.
Berdasarkan penuturan petugas keamanan Gedung DPRD DKI, karangan bunga dukungan terhadap interpelasi itu datang sejak Kamis (2/9/2021).
Sebanyak 15 karangan bunga dengan beragam tulisan dukungan terhadap upaya interpelasi Formula E.
Salah satu karangan bunga berisi pesan dukungan kepada Fraksi PDI-P dan PSI yang menjadi pengusung hak interpelasi itu.
"Terima kasih PDI-P & PSI penjaga amanat & uang rakyat DKI," demikian pesan pada karangan bunga itu.
Pengirim bunga itu menyebut diri sebagai "Pemerhati Makan Malam". Pesan itu tampaknya menyindir acara makam malam tujuh fraksi DPRD DKI bersama Gubernur Anies Baswedan. Setelah acara makan malam itu, tujuh fraksi tersebut menyatakan menolak interpelasi.
Ada juga karangan bunga bernada ancaman tidak masuk surga bagi anggota DPRD yang tidak menjaga amanat rakyat.
"Tidak masuk surga bagi yang tidak amanah dengan uang rakyat," seperti tertulis pada karangan bunga yang dikirim Pejuang NKRI.
Interpelasi masih diperjuangkan
Gilbert optimistis interpelasi terhadap Anies Baswedan terkait Formula E dapat terus berjalan.
"Kami masih mendekati dan memberi pemahaman agar teman-teman dari 7 fraksi yang lain mau memikirkan ulang sikapnya. Kita berharap anggota legislatif itu memihak rakyat," kata Gilbert, Kamis (2/9/2021), dilansir dari Kompas TV.
Pendekatan yang dilakukan melalui dua cara yaitu secara formal (melalui fraksi) dan informal (dilakukan oleh anggota partai melalui hubungan personal).
"Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan formal lewat fraksi dan informal/personal/individu melalui hubungan pribadi," ucap Gilbert.
Anggota fraksi PDI-P lainnya, Ima Mahdiah mengatakan, pendekatan tengah berjalan.
"Sudah berjalan," kata Ima melalui pesan singkat, Kamis.
Menurut Gilbert, sejauh ini, banyak anggota fraksi lain yang juga tidak sejutu dengan gelaran Formula E, tetapi terhambat oleh sikap politik partai yang menolak.
"Dari apa yang kami dapatkan, secara pribadi banyak yang tidak setuju (dengan Formula E), tetapi terhambat sikap politik 7 fraksi yang menolak. Tentu mereka tidak berani menentang sikap fraksinya," kata Gilbert.
Pihaknya optimistis karena untuk menuju rapat paripurna syarat interlepasi sudah terpenuhi.
"Kami optimis karena untuk paripurna tidak ada alasan untuk menolak, syarat interpelasi terpenuhi. Saat paripurna, sikap fraksi akan jelas," kata Gilbert.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/05/09521211/saat-interpelasi-atas-penyelenggaraan-formula-e-terancam-gagal