"Operasi DVI dalam rangka melakukan identifikasi terhadap (korban) kasus kebakaran Lapas Kelas I Tangerang dinyatakan telah berakhir," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (15/9/2021).
Kendati demikian, belum seluruhnya korban jiwa berhasil diidentifikasi.
Tim DVI baru mengidentifikasi 39 dari 41 korban di RS Polri. Artinya, kurang dua korban lagi.
Nama-nama yang teridentifikasi
Terbaru, jumlah korban jiwa akibat kebakaran Lapas Tangerang yang teridentifikasi bertambah 14, Rabu kemarin.
Rusdi mengatakan, sebanyak 14 korban itu berhasil diidentifikasi melalui deoxyribonucleic acid (DNA) dan rekam medis.
"Pada hari ini tim DVI berhasil mengidentifikasi 14 korban. Seluruhnya teridentifikasi melalui DNA dan rekam medis," kata Rusdi.
Dengan demikian, total ada 39 jenazah yang teridentifikasi. Berikut daftarnya:
Sisa dua orang belum teridentifikasi
Tim DVI menerima 41 dari total 48 korban tewas kebakaran Lapas Tangerang.
Dari 41 korban itu, seluruhnya tewas saat kebakaran terjadi, Rabu (8/9/2021). Namun, tim DVI baru rampung mengidentifikasi 39 korban.
Rusdi mengatakan, dua korban itu sebenarnya sudah berhasil diidentifikasi atau dikenali, yakni atas nama Samuel Machado dan Bambang Guntara, tetapi masih memerlukan data tambahan.
"Secara fisik sudah dikenali, hanya sekali lagi, memang tim DVI masih memerlukan data-data tertentu untuk lebih meyakinkan," tutur Rusdi.
Dua di antara korban itu, yaitu Samuel Machado, merupakan warga negara Nigeria.
DVI Commander Komisaris Besar Herry mengatakan, pihaknya masih memerlukan profil yang lengkap dari Samuel.
"Sekarang menunggu profil warga negara Nigeria tersebut," ujar Herry.
Herry juga menyatakan, pihaknya masih menunggu sampel DNA pembanding dari Samuel.
"Sampel postmortem sudah running, tinggal pembanding yang sedang kami tunggu," kata Herry.
Dua WNA sempat salah identitas
Dari 48 korban jiwa korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, dua di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Mereka adalah Ricardo Ussumane Embalo dan Samuel Machado.
Ricardo, yang merupakan warga negara Portugal, sempat disebut beragama Kristen sehingga berencana dikremasi.
"Kemarin di awal informasinya yang bersangkutan beragama Kristen. Ternyata setelah ada informasi berkembang, dia muslim," tutur Direktur Binapilatkepro Ditjen PAS Kementerian Hukum dan HAM Thurman Hutapea, Rabu kemarin.
Sementara untuk kasus Samuel, Kemenkumham awalnya salah menyebut kewarganegaraan Samuel.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly awalnya menyatakan, Samuel merupakan warga negara Afrika Selatan. Hal ini diungkapkan saat konferensi pers, Rabu (8/9/2021).
Namun, setelah dicek lagi, Samuel ternyata warga negara Nigeria.
"Setelah komunikasi ke Kedubes (Afrika Selatan), ternyata tidak diakui kemudian beralih ke Negara Mozambik, dari Mozambik beralih ke Nigeria. Kedubes Nigeria sudah berkunjung ke lapas tadi pagi," kata Thurman.
Penyerahan jenazah terus berlanjut
Meski proses identifikasi rampung, penyerahan jenazah korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang kepada pihak keluarga terus berlanjut.
Thurman menyatakan, proses penyerahan jenazah hingga urusan pemakaman merupakan tanggung jawab Kemenkumham.
"Untuk kami teruskan ke pihak keluarga hingga pemakaman yang merupakan tanggung jawab kami dari Kemenkumham," kata Thurman.
Rencananya, sebanyak 14 jenazah yang teridentifikasi kemarin akan diserahkan ke pihak keluarga hari ini.
"Penyerahan jenazah secara simbolis tetap ada. Rencana 14 jenazah itu," kata Wakil Tim Antemortem DVI merangkap Tim Pendukung Penyerahan Jenazah, AKBP Nugroho Lelono, saat dikonfirmasi, Rabu kemarin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/16/09091921/identifikasi-korban-kebakaran-lapas-tangerang-diakhiri-meski-proses-untuk