Salin Artikel

Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich, “Naik di Sini Tekan di Sana”

JAKARTA, KOMPAS.com - Perencana keuangan Ike Noorhayati Hamdan mengungkapkan, problem keuangan yang dihadapi generasi sandwich kebanyakan bukan terletak pada pemasukan yang kurang, melainkan pengeluaran berlebih.

Hal ini disampaikan Ike melalui wawancara dengan Harian Kompas beberapa waktu lalu.

Menurut Ike, klien-kliennya menghabiskan mayoritas uang mereka untuk menjunjang gaya hidup pribadi maupun keluarga.

Ada klien yang 90 persen penghasilannya habis untuk belanja online, ada juga yang setengah penghasilannya dialokasikan untuk menunjang gaya hidup orangtua, seperti untuk membayar arisan, jalan-jalan, dan cicilan rumah.

”Kalau orangtua sudah bilang, ’apa kata orang’, kok kita enggak ikut arisan, kok anaknya enggak ganti mobil padahal baru naik pangkat, jebol sudah. Mengongkosi ’apa kata orang’ itu mahal. Berapa pun penghasilannya akan terus kebobolan,” kata Ike.

Ike selalu menekankan kepada klien-kliennya untuk mengatur pengeluaran secara ketat dan terperinci. Pendapatan mereka sebaiknya dialokasikan untuk beberapa pos pengeluarakan dengan skema sebagai berikut:

  • 40 persen pendapatan untuk biaya hidup keluarga,
  • 30 persen untuk pengeluaran produktif dan konsumtif,
  • 20 persen untuk investasi, dan
  • 10 persen untuk pengeluaran lain-lain.

Pengeluaran untuk membantu orangtua dan keluarga bisa dimasukkan ke dalam pos pengeluaran produktif atau pos lain-lain, papar Ike.

”Kalau di sini naik, pengeluaran yang di sana mesti ditekan, terutama pengeluaran gaya hidup yang besar tapi jarang dihitung.”

Pemahaman semacam ini, lanjut Ike, harus dimiliki si pencari nafkah utama, orangtua, anak, adik/kakak, dan seterusnya.

Ironisnya, edukasi soal perencanaan keuangan belum luas.

”Yang terjadi sekarang, banyak orang mengalami mobilitas kelas sosial karena ekonomi membaik, tapi tidak diiringi dengan pengetahuan bagaimana mengatur uang.”

Menjadi generasi sandwich

Generasi sandwich terimpit di antara dua generasi, atas dan bawah.

Mereka harus berakrobat mengatur uang agar bisa menopang hidup orangtua, adik, anak, bahkan keponakan. Sebagian terpaksa mengorbankan urusan pribadi demi membiayai keluarganya.

Elizabeth (26) adalah satu dari sekian anak muda produktif yang bernasib seperti sandwich. Ia harus menanggung biaya bulanan orangtua, adik, dan mengongkosi hidupnya sendiri.

Dengan gaji Rp 11 juta, mestinya ia bisa “memanjakan” diri sendiri dan memikirkan tabungan masa depan.

Namun, posisinya sebagai generasi sandwich membuat Elizabeth harus membagi uang tersebut untuk orangtua dan adik.

Sebanyak Rp 4 juta dari gajinya diberikan untuk uang bulanan orangtua, Rp 1 juta untuk rekening listrik orangtua, dan Rp 1,5 juta untuk adiknya. Belum lagi uang untuk operasional mobil ayahnya dan lain sebagainya.

Elizabeth sendiri hanya kebagian Rp 3,5 juta. Uang itu dipakai untuk uang kos Rp 1,5 juta per bulan dan kebutuhan makan serta biaya bensin sepeda motor tuanya Rp 2 juta.

”Hidup dengan Rp 2 juta sebulan berat sekali. Biasanya beli makanan lewat aplikasi, sekarang stop, mahal banget. Cukup makan di warteg dekat kos,” ujarnya.

(Kompas/ Herlambang Jaluardi, Budi Suwarna, Dwi As Setianingsih, Soelastri Soekirno)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Generasi Sandwich, Naik di Sini Tekan di Sana” dan “Akrobatik ”Generasi ’Sandwich’”.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/21/14271861/tips-mengatur-keuangan-untuk-generasi-sandwich-naik-di-sini-tekan-di-sana

Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke