Kondisi itu menjadi pemicu sekelompok aktivis di Tanah Air membuat sebuah aplikasi bernama Akasia.
Founder Komunitas Pejuang Vaginismus sekaligus pelopor aplikasi Akasia, Dian Mustika mengatakan, Akasia akan menjadi aplikasi yang bisa membantu para perempuan yang mengalami tindakan kekerasan atau pelecehan.
"Dari beberapa keluh kesah anggota, dan beberapa teman terdekat saya yang pernah mengalami kekerasan seksual, saya akhirnya memutuskan untuk membuat aplikasi yang nantinya bakal menjadi guardian bagi perempuan Indonesia," kata Dian Mustika dalam keterangan yang diterima Kompas.com Kamis (25/11/2021).
Aplikasi itu memiliki fitur panic button yang bisa ditekan perempuan saat mengalami kekerasan atau pelecehan seksual di sebuah lokasi. Orang yang juga menginstal aplikasi itu dan sedang berada di sekitar lokasi akan menerima notifikasi dari titik kejadian dan bisa membantu korban pada saat itu.
Korban maupun pengguna aplikasi lain yang menjadi saksi dapat merekam dan atau mengarsipkan kejadian di dalam fitur Arsip.
Data-data kejadian yang sudah dimasukkan ke dalam fitur arsip ini dapat digunakan sebagai bukti untuk dilaporkan ke pihak berwajib.
Namun data tersebut tidak dapat diakses secara bebas oleh para pengguna aplikasi demi keamanan korban, pelaku, dan saksi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/25/13172851/januari-september-2021-ada-4000-kekerasan-terhadap-perempuan-di-indonesia