Hal itu dilakukan karena kecelakaan bus Transjakarta cukup banyak terjadi dan telah melewati batas toleransi yang bisa diterima KNKT.
Data PT Transjakarta dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin lalu, menyebut ada 502 kecelakaan yang melibatkan bus mereka dalam kurun Januari-Oktober 2021.
Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya mengatakan, kecelakaan paling banyak disebabkan bus menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal, yakni 88 persen dari total kecelakaan.
Kemudian, 12 persen lainnya, bus Transjakarta ditabrak atau diserempet oleh kendaraan lain.
"Ini (data kecelakaan) belum termasuk yang kemarin di bulan November," kata Yana dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12/2021).
Dari data itu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan oleh bus Transjakarta yang menabrak.
Faktor manusia pun menjadi salah satu poin utama yang disorot KNKT dalam mengaudit PT Transjakarta.
“Masalah human factors ini menjadi hal yang dominan, karena unit Transjakarta berjalan di koridor, yang menyebabkan rasa lelah yang luar biasa bagi pengemudi,” kata Soerjanto.
Jumlah kecelakaan tak bisa ditoleransi
Soerjanto menyebut bahwa jumlah kecelakaan bus Transjakarta yang dicatatkan saat terbilang cukup tinggi. Hal itu menjadi faktor utama KNKT turun tangan untuk mencari solusi guna mencegah kecelakaan kembali terulang.
"Karena kami melihat kecelakaannya jumlahnya juga sudah sangat banyak, signifikan," kata Soerjanto di kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).
Dia pun secara tegas mengatakan, 502 kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi dalam kurun Januari-Oktober 2021 tidak dapat lagi ditoleransi.
"Nah ini sudah melebihi batas toleransi yang bisa kami terima," ujar Soerjanto.
Untuk itu, dia meminta kepada PT Transjakarta agar bisa lebih terbuka terhadap setiap kecelakaan yang tejadi. Dengan begitu, KNKT bisa memberikan rekomendasikan atau masukan yang sesuai untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Yang penting adalah keterbukaan dari Transjakarta, itu adalah satu hal yang sangat penting," kata Soerjanto.
KNKT bersama PT Transjakarta akan mencari solusi yang terbaik agar tidak terjadi lagi kecelakaan bus Transjakarta.
Soroti faktor human error
Menurut Soerjanto, KNKT sudah mendatangi kantor PT Transjakarta guna menghimpun keterangan ihwal kecelakaan bus Transjakarta yang sering terjadi belakangan ini.
Berdasarkan hasil temuan sementara KNKT, diketahui bahwa keluhan para sopir transjakarta soal menahan rasa kantuk.
"Pengemudi keluhan mereka ngantuk. Kenapa ngantuk? Ternyata mereka berjalan di koridor yang sempit, itu memerlukan konsentrasi yang lebih daripada bus yang berjalan di jalan biasa," ungkap Soerjanto di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).
Padahal, kata Soerjanto, sopir bus Transjakarta, memerlukan konsentrasi yang lebih dibanding sopir bus lain karena harus melaju di jalur khusus yang lebih sempit.
"Atau harus lebih fokus daripada yang lain, menyebabkan kelelahan yang cukup signifikan kepada pengemudi," ujar Soerjanto.
Saat ini, KNKT dan PT Transjakarta tengah berupaya mencari solusi untuk mengurangi keletihan sopir transjakarta, sehingga bisa lebih fokus ketika mengemudi.
"Kami akan lihat scheduling antara libur dan hari kerja terus, bagaimana jam kerjanya, terus bagaimana masalah-masalah lain yang berkaitan dengan masalah pengemudi," kata Soerjanto.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/11/15291901/temuan-sementara-knkt-soal-ratusan-kecelakaan-transjakarta-sopir