Salin Artikel

Peserta Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Pademangan Lampaui Target di Hari Pertama

JAKARTA, KOMPAS.com - Vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Jakarta Utara tidak dipaksakan, tetapi yang ikut telah melebihi target.

Hal itu menunjukkan adanya kesadaran dari setiap siswa dan orangtua agar anaknya terhindar dari penularan Covid-19.

Dikutip dari Antara, vaksinasi yang digelar di Wilayah I Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara hari ini, Selasa (14/12/2021) meliputi tiga lokasi, yakni SD Negeri Pademangan Timur 05 (Pademangan), SD Negeri Pejagalan 01 (Penjaringan), dan SD Negeri Kebon Bawang 01 (Tanjung Priok) dan dengan target 200 siswa tervaksinasi.

“Vaksinasi ini tidak menjadi kewajiban tapi hak dari setiap siswa. Artinya tidak ada unsur paksaan dan direkomendasikan sesuai izin dari orang tua siswa,” ujar Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara Sri Rahayu Asih Subekti.

Di SD Negeri 05 Pademangan Timur, meski telah tercapainya zona kuning vaksinasi dan lebih dari 79,40 persen vaksinasi pada kategori remaja, dewasa dan lanjut usia (lansia) atau berjumlah 135.923 orang, tetapi vaksinasi anak usia 6-11 tahun masih diikuti 83 siswa pendaftar.

Keseluruhannya merupakan siswa SDN 05 Pademangan Timur.

Padahal, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pademangan Timur yang ditunjuk sebagai lokasi vaksinasi anak perdana hanya menargetkan kuota 50 peserta untuk hari ini.

“Alhamdulillah vaksinasi perdana bagi anak usia enam sampai sebelas tahun di SDN 05 Pademangan Timur ini diikuti 83 pendaftar dari target awal 50 peserta,” kata Camat Pademangan Didit Mulyadi.

Ia menambahkan, kebijakan baru vaksinasi ini didukung oleh banyak pihak. Karena itu, diharapkan kekebalan imunitas komunal (herd immunity) terhadap Covid-19 di Kecamatan Pademangan semakin meningkat.

“Yang pasti vaksinasi anak ini merupakan kolaborasi bersama banyak pihak seperti dari Puskesmas Kecamatan Pademangan dan Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Utara, begitu pun kolaborasi bersama unsur masyarakat lainnya yang didukung masyarakat,” kata dia.

Disambut baik

Dimulainya kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun mendapatkan dukungan dari para orangtua murid di SDN Pegangsaan Dua 07, Kecamatan Kelapa Gading.

Kepala Sekolah SDN Pegangsaan Dua 07, Upi Rupiah mengungkapkan, orang tua murid sangat merespon baik dengan adanya vaksinasi Covid-19 di sekolah.

"Insya Allah kesehatannya semakin terjaga, penyebaran Covid-19 berkurang, dan anak-anak semuanya sehat," tutur Upi Rupiah saat ditemui dalam acara Kick Off Vaksinasi Covid-19 bagi anak di SDN Pegangsaan Dua 07, Selasa.

Hingga saat ini, ada 257 dari 350 siswa siswi dari SDN Pegangsaan Dua 07 yang sudah terdaftar dalam kegiatan vaksinasi Covid-19.

"Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan pihak orangtua murid cepat merespon tentang kegiatan vaksinasi Covid-19. Mereka juga terlihat ikut mendampingi anaknya yang akan divaksinasi di sekolah. Diperkirakan proses vaksinasi Covid-19 untuk 257 anak akan selesai hari ini. Selanjutnya menyusul untuk anak-anak yang belum divaksinasi," terang dia.

Salah satu orangtua murid di SDN Pegangsaan Dua 07, yaitu Ria Siti Maryam mengaku tidak merasa khawatir dengan adanya vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak.

"Ini hal yang baik dan sudah ditunggu-tunggu sejak adanya vaksinasi bagi usia 12 tahun ke atas. Apalagi setelah mendengar vaksin Sinovac yang akan digunakan dan itu membuat saya semakin tidak khawatir," ujar dia.

Dengan vaksinasi COVID-19, Ria berharap anak-anak akan terlindungi dari risiko penularan Covid-19.

"Anak sudah divaksinasi membuat saya merasa lega karena terlindungi. Semoga dengan adanya vaksinasi Covid-19 dapat berpengaruh pada penurunan angka penularan Covid-19," katanya.

Tidak takut

Salah satu anak, Evan (9), mengaku tidak takut dengan jarum suntik meski memang menurutnya disuntik itu agak sakit.

"Senang habis divaksin, enggak takut, cuma sakit sedikit," kata Evan sambil memegangi lengannya yang baru saja disuntik vaksin Sinovac tersebut.

Ibu Evan, Aditya mengatakan antusias mengantar Evan disuntik vaksin sebagai upaya agar anaknya itu bisa terhindar dari penularan Covid-19 saat mengikuti pembelajaran tatap muka.

"Anak-anak kelas I sampai kelas VI kan sudah boleh masuk sekolah, jadi kalau ada vaksinasi ini kan buat jaga-jaga mereka biar enggak sakit," kata Aditya.

Sebelum melaksanakan vaksinasi, para siswa hanya diminta mengisi formulir dengan data pribadi dan juga menunjukkan Kartu Identitas Anak.

Kartu identitas anak (KIA) adalah kartu resmi anak sebagai bukti dirinya berusia kurang dari 17 tahun yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Selanjutnya, anak-anak tersebut dicek tekanan darahnya menggunakan tensi meter oleh petugas Puskesmas kecamatan setempat. Jika aman, maka dilanjutkan ke proses berikutnya.

Eksekusi suntikan dilaksanakan di ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS). Terdapat dua buah meja suntik dan juga ruang menunggu untuk melihat Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI).

Sejak pukul 08.00 hingga 10.30 WIB m, pelaksanaan vaksinasi anak berjalan lancar tanpa ditemukan kejadian yang tidak diinginkan.

Untuk peserta vaksinasi juga disediakan layanan tes usap antigen gratis di lingkungan sekolah. Sejumlah ibu mendampingi anaknya melaksanakan tes usap antigen tersebut.

Di lokasi parkir depan pintu gerbang sekolah juga terdapat kode batang (barcode) yang bisa dipindai menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan adanya kode batang (barcode) PeduliLindungi itu untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang sudah mulai digelar, tetap aman dan terkendali dari penularan Covid-19.

Status vaksinasi pun akan terlihat di aplikasi tersebut. Jadi kalau belum vaksin, tidak bisa masuk.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/14/20341171/peserta-vaksinasi-anak-usia-6-11-tahun-di-pademangan-lampaui-target-di

Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke