Adapun pengerukan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya banjir di DKI Jakarta.
"Waduk yang ada di Jakarta ini ya setiap sepanjang waktu, tidak hanya di musim penghujan, (tapi) Januari sampai Desember, itu dilakukan pembersihan dan pengerukan," kata Riza.
Riza menjelaskan, dulu pihaknya mengeruk waduk untuk mencegah terjadinya banjir dengan mengerahkan tujuh ekskavator.
Namun, karena dinilai tidak efisien, sekarang dikurangi menjadi dua ekskavator untuk satu waduk.
"Yang di tengah satu ekskavator, dikeruk, dipindahkan ke tongkang. Nanti tongkang membawa penuh ke pinggir waduk atau pinggir danau," ujarnya.
"Dari situ ekskavator yang kedua memindahkan ke dalam truk. Itu terjadi efisiensi yang tadi tujuh tinggal dua. Jadi kami bisa melakukan lima efisiensi ekskavator," lanjut dia.
Riza mengatakan, pada 2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru menghadirkan lagi delapan tongkang dan dua ekskavator.
Ia berharap tahun depan bisa menghadirkan lebih banyak lagi tongkang dan ekskavator untuk mengeruk waduk atau sungai.
"Sehingga dengan demikian, nanti daya tampung air bisa lebih maksimal. Kalau sekarang hanya dirata-rata hanya 1,5 meter, mungkin sampai dua meter kedalaman air nanti diupayakan bisa sampai tiga meter, syukur-syukur bisa lebih," ucap Riza.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/26/18350011/biasanya-pakai-7-alat-pengerukan-waduk-di-jakarta-kini-gunakan-hanya-2