Salin Artikel

Kontrasnya Gubuk Tripleks Warga Kampung Bayam di Balik Kemegahan Jakarta International Stadium

Gubuk-gubuk itu didirikan di tepi rel kereta api. Penghuninya didominasi warga yang merupakan pemulung.

Beberapa penghuni yang tinggal di gubuk-gubuk seadanya itu tetap harus membayar uang sewa kepada pemiliknya yang juga pemulung.

Wahyu Widiawati (39) mengatakan, dirinya sudah lama tinggal di wilayah Kampung Bayam.

Namun, akibat pembangunan JIS, sebagian warga tergusur dari permukimannya. Wahyu adalah salah satu warga yang tetap bertahan dengan tinggal di bedeng-bedeng tersebut.

"Sebagian dari sini ada yang udah pindah, sebagian (tinggal) di sini. Di sini banyakan orang yang susah-susah," kata Wahyu saat ditemui Kompas.com, Kamis (6/1/2022).

Wahyu mengatakan, warga yang telah pergi dari Kampung Bayam pun tersebar. Mereka, kata Wahyu, tetap mencari tempat tinggal dengan harga sewa yang murah.

"Kalau di sini Rp 250.000, itu juga bisa dicicil. Cicil Rp 10.000 sehari juga mau," kata Wahyu.

Wahyu mengatakan, belum lama ini, seluruh warga yang ada di bantaran rel kereta didata oleh pihak kelurahan.

Wahyu tidak tahu pendataan tersebut untuk apa, akan tetapi semua orang telah didata.

Namun, jika pendataan itu untuk keperluan relokasi ke rumah susun (rusun), Wahyu mengaku sangat menginginkannya.

"Maulah kalau pindah rusun. Di sini semua janda, kerjanya mulung, alhamdulillah kalau dikasih rusun. Mau," kata Wahyu.

Hal senada juga disampaikan Sutrisno (58). Dia mengaku tinggal di bedeng setelah pembangunan proyek stadion progresnya sekitar 40 persen.

"Kemarin baru didata, ini juga disuruh ke kelurahan. Kurang tahu pendataan buat rusun atau bukan. Yang mendata dari kelurahan sama kamtib," kata Sutrisno.

Selain itu, Sutrisno juga tidak tahu apakah ada ganti rugi yang akan diterima warga nantinya. Menurut dia, sejauh ini warga baru diminta mengisi formulir.

"Saya ikuti dari pemerintah saja. Kalau suruh pindah, ya ikut pindah," ujar Sutrisno.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penataan Kampung Bayam yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium sudah dimulai sejak Desember 2021.

Riza menjelaskan, penataan kampung yang digusur karena pembangunan JIS itu diperkirakan selesai pada Maret 2022.

"Ya penataan Kampung Bayam itu sudah mulai Desember 2021-Maret 2022," ucap Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/1/2022) malam.

Riza menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta sudah menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk penataan tersebut.

Dalam penataan itu, ada 135 unit rumah yang akan dibangun agar kawasan JIS bisa tertata dengan baik sebagai ikon baru Kota Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/06/12031011/kontrasnya-gubuk-tripleks-warga-kampung-bayam-di-balik-kemegahan-jakarta

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke