Salin Artikel

Cerita Sopir Odong-odong di Tegal Alur, Biasa Antar Bocah jadi Antar Pengungsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dodi (25) sopir kereta bermotor keliling untuk anak-anak atau biasa disebut odong-odong, terkena imbas banjir di wilayah di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

Dodi biasa menjajakan jasa berkeliling menggunakan motor yang dimodifikasi menjadi kereta dengan empat rangkaian.

Masing-masing rangkaian memiliki empat tempat duduk dan atap untuk menghalau panas dan gerimis.

Ia biasanya berkeliling di Jalan Bakti Mulya, Jalan Menceng Raya, dan sekitarnya. Dalam sekali putaran, ia menarik tarif sekitar Rp 8.000 hingga Rp 10.000.

Namun, banjir yang merendam sebagian wilayah Jakarta pada Selasa (18/1/2022), membuatnya kesulitan mencari nafkah.

Hal ini disebabkan, pada beberapa titik, banjir sempat mencapai ketinggian 1 meter.

"Kalau banjirnya tinggi, saya langsung putar balik. Soalnya enggak mungkin motor melintas, takut mesinnya rusak. Penumpang di kereta juga bisa terendam," jelas Dodi beberapa waktu lalu.

Dodi pun harus mencari rute baru demi menghindari banjir. Namun, terkadang, ia masih harus berpapasan dengan genangan-genangan air lainnya.

"Kalau banjirnya kira-kira pendek, saya masih lintasin. Tapi sebelum melintas, saya lihat dulu pengendara lain yang lewat, buat mengukur ketinggian," kata dia.

Jadi ojek pengungsi

Akibat banjir, Dodi kehilangan sejumlah pelanggan.

Anak-anak yang menjadi pelanggannya banyak yang kebanjiran. Selain itu, mereka juga banyak yang lebih tertarik bermain air banjir.

Tak disangka, rezeki datang dengan cara lain. Kali ini, pelanggannya bukan anak-anak, melainkan korban banjir.

"Hari Rabu kemarin itu banyak warga yang justru numpang kereta saya buat evakuasi," kata Dodi sambil tersenyum.

Setidaknya ada lima rombongan warga yang menyewa keretanya untuk diantarkan ke rumah saudara untuk mengungsi.

"Saya dicarter gitu, konsepnya jadi seperti ngojek aja. Tapi mereka membawa koper dan tas," lanjut dia.

Dari jasa tersebut, Dodi pun menerima upah sebesar Rp 20.000 dalam satu perjalanan.

Ia pun bersyukur, masih bisa mendapat rezeki, meski banjir sedang melanda sebagian besar wilayah kerjanya.

Namun demikian, ia berharap banjir segera usai dan aktivitas warga kembali normal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/21/20250231/cerita-sopir-odong-odong-di-tegal-alur-biasa-antar-bocah-jadi-antar

Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke