Salin Artikel

Indeks Kemacetan Jakarta Turun, Pengamat: Itu karena Pandemi, Bukan Kebijakan Pemprov DKI

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan menilai menurunnya indeks kemacetan di Jakarta disebabkan karena pandemi Covid-19, bukan karena keberhasilan program transportasi Pemprov DKI.

Ia menilai selama pandemi mobilitas masyarakat di Jakarta berkurang sehingga volume kendaraan juga ikut berkurang. Hal itu membuat jalanan lebih lengang.

"Itu (indeks kemacetan menurun) karena pandemi. Enggak ada hal istimewa. Enggak ada kebijakan transportasi selama pandemi. Maih macet juga," kata Tigor kepada Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Ia pun menilai Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum melakukan hal signifikan untuk mengurangi kemacetan Jakarta.

Program angkot Jaklingko yang diusung Anies pun menurutnya masih kurang efektif menekan angka kemacetan karena mayoritas warga belum beralih ke moda transportasi tersebut. 

"Itu (Jaklingko) belum (berhasil). Kosong. Penumpangnya enggak ada," tutur Tigor.

Ia pun meminta Pemprov DKI fokus pada dua hal dalam menekan angka kemacetan di Jakarta yakni integrasi transportasi publik dan pengendalian pengguna kendaraan pribadi. Menurutnya dua hal itu masih jauh panggang dari api dan perlu keseriusan Pemprov DKI dalam mengimplementasikannya.

"ERP (electronic road pricingi) belum dilakukan. Integrasi transportasi publik juga belum. Masih berjalan masing-masing," lanjut Tigor.

Sebelumnya diberitakan berdasarkan data Tomtom Traffic Index 2021, Jakarta menempati peringkat ke-46 dari 404 kota yang diukur, dengan indeks kemacetan 34 persen. Pada 2020, Jakarta menempati peringkat ke-31 dengan indeks 36 persen.

Tahun sebelumnya menempati peringkat ke-10 dengan indeks 53 persen. Kemudian, pada 2018 menempati peringkat ketujuh dengan indeks 53 persen.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, indeks kemacetan di Jakarta yang konsisten turun merupakan kabar baik yang patut disyukuri. "Ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran Pemprov Jakarta.

Kami juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat Jakarta yang mendukung berbagai upaya pemprov dalam mengatasi kemacetan di Jakarta," kata Syafrin dalam keterangannya, Jumat (11/2/2022).

Syafrin mengatakan, ada lima upaya yang dilakukan Pemprov DKI membuat tingkat kemacetan di Jakarta terus turun. Pertama, menata stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta dan MRT/LRT serta memperbaiki sistem integrasi angkutan umum melalui program JakLingko. 

Dengan demikian, mobilitas masyarakat termasuk aksesibilitas pejalan kaki serta integrasi antarmoda menjadi teratur dan tertata.

Kedua, meningkatkan kualitas dan area jangkau angkutan umum di DKI Jakarta, sehingga minat masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaaan pribadi ke angkutan umum menjadi lebih tinggi.

Ketiga, menambah dan merevitalisasi trotoar, serta menambah jalur sepeda, sehingga meningkatkan minat masyarakat menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan. Keempat, pada 2021, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menangani 38 titik kemacetan.

Sejak 2018 sampai akhir 2021, terdapat 108 titik kemacetan yang telah berhasil ditangani, sehingga target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk kecepatan rata-rata di 41 koridor jalan utama pada jam sibuk terlampaui yaitu 24,91 km/jam.

Terakhir, menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas yaitu penerapan kebijakan pembatasan lalu lintas dengan sistem Ganjil-Genap pada 25 ruas jalan utama di jam-jam sibuk, yakni pada Senin-Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB dan 16.00 - 21.00 WIB.

Pada masa pengendalian Covid-19 ini, jumlah ruas jalan ganjil genap hanya pada 13 ruas jalan serta pada pintu-pintu masuk tempat wisata utama, seperti di Ancol Taman Impian, Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Margasatwa Ragunan mulai Jumat pukul 12.00 WIB hingga Minggu pukul 18.00 WIB.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/14/12563761/indeks-kemacetan-jakarta-turun-pengamat-itu-karena-pandemi-bukan

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke