Salin Artikel

Bayar Rp 400.000 untuk Dapat Air Bersih, Warga Muara Angke: Kami Dipaksa Kaya padahal Banyak yang Dipecat

Nurweni (33), warga Blok Eceng RT 012 RW 022 Muara Angke, mengatakan bahwa dirinya harus mengeluarkan Rp 400.000 per bulan hanya untuk membayar air bersih.

Itu pun hanya air yang digunakan untuk minum. Harganya Rp 15.000 per tiga pikul atau atau Rp 5.000 per 40 liter.

"Itu pun mandi dan nyuci nunggu hujan, nunggu air rob, kalinya bersih, sementara kali udah enggak ada yang bersih. Makanya kami harus minta ke pemerintah," kata Nurweni di sela aksi warga di depan Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Weni pun meminta Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat menyediakan layanan air bersih bagi warga di kampungnya.

Setidaknya, pemerintah menyediakan tandon atau tangki air bersih di kampungnya tersebut.

Sebab, jika harus menunggu lama, kata dia, warga tidak tahu lagi harus minum dengan air apa.

"Kami dipaksa kaya, apalagi dengan (kondisi pandemi) Corona seperti ini. Kami banyak yang dipecat, tidak ada pekerjaan, tapi kami harus tetap bayar kebutuhan hidup. Tubuh kami butuh air," kata Weni.

Weni mengatakan, sejak dirinya lahir, sudah tidak ada akses air bersih di tempatnya tinggal.

Apalagi, permukimannya yang ada di bantaran kali, kata dia, membuat kampungnya sulit mendapat jaringan pipa air sehingga terpaksa harus membeli air dari pedagang pikulan.

"Beli pikulan. Mereka (yang jual) dari perumahan warga yang sudah ada PAM-nya, dijual ke tukang air yang pake dorongan itu. Makanya kami minta langsung ke PAM biar agak murah karena kan dari pemerintah," kata dia.

Nurweni datang ke Balai Kota bersama beberapa warga lainnya untuk menyampaikan keluhannya tersebut sembari membawa jeriken kosong.

Warga juga mengirim surat permohonan yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menanggapi hal tersebut, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Afan Adriansyah mengatakan, PAM Jaya sudah punya perencanaan untuk mengatasi permasalahan air bersih.

Setidaknya ada 100 lokasi kios air yang disiapkan untuk dibangun pada tahun ini.

"Tahun ini sudah dialokasikan untuk 100 lokasi kios air. Itu ada tiga tahap. Nanti saya akan cek, tapi saya akan minta tahapannya yang secepatnya untuk bisa masuk (ke 3 kampung tersebut)," kata Afan yang menemui langsung para pengunjuk rasa.

Meskipun tak ada target yang ditentukan, kata Afan, tetapi pihaknya akan berusaha membangun kios air secepatnya.

Tarifnya pun sudah disiapkan dengan tarif subsidi sehingga akan terjangkau oleh masyarakat.

"Tetap ada (tarif), tapi itu sangat murah, jangan khawatir. Itu sesuai Pergub 57 Tahun 2021 tentang penyesuaian tarif otomatis air minum," kata Afan.

"Jadi memang pergub ini dipersiapkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) supaya dia bisa dapat harga murah," ucap Afan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/22/14131411/bayar-rp-400000-untuk-dapat-air-bersih-warga-muara-angke-kami-dipaksa

Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke